REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Dengan menggunakan atribut serba merah, sekitar seratus suporter Indonesia tanpa lelah berteriak memberikan dukungan untuk timnas U-19 Indonesia saat bertanding melawan Uzbekistan, Jumat (10/10). Mereka rela meluangkan waktu dan menyisihkan pendapatannya demi mengiringi perjuangan Evan Dimas dan kawan-kawan.
Fajar Samiran (26), seorang TKI di Malaysia, mengaku telah menabung selama enam bulan untuk dapat berangkat ke Myanmar. Dari hasil kerjanya sebesar 700 ringgit (sekitar 2,6 juta) per bulan sebagai buruk di pabrik arang, ia menyisihkan sekitar 170 ringgit.
"Gaji saya kecil. Jadi harus nabung sekitar setengah tahun. Soalnya kan saya juga punya tanggungan. Keluarga saya tinggal di Nganjuk. Saya punya satu anak," kata Samiran ketika berbincang dengan //Republika.
Samiran membawa uang sekitar 1000 ringgit. Rencananya, dia yang datang bersama satu temannya yang juga TKI di Malaysia, akan berada di Myanmar hingga laga terakhir timnas U-19 B di fase Grup B melawan Uni Emirat Arab, 14 Oktober.
Bagi Samiran, perjuangan yang dia lakukan bukanlah hal istimewa. Sebagai seorang suporter sejati, segala apapun akan ia lakukan untuk timnas Indonesia. "Saya ini kan bonek (julukan suporter Persebaya). Bonek itu suporter yang selalu ada di mana-mana. Semoga saja timnas U-19 bisa bermain lebih baik di laga selanjutnya," Samiran menambahkan.
Pria yang sudah bekerja selama tujuh tahun di Malaysia tersebut sebenarnya tidak mendapat izin untuk cuti kerja dari pabriknya. Tapi, ia tetap nekat berangkat ke Myanmar. Samiran bahkan mengaku tidak takut denga resiko pemecatan.
"Saya sudah punya banyak teman di Malaysia. Kalau dipecat teman-teman pasti memberikan bantuan untuk cari kerjaan baru," Samiran berujar.
Redaktur | : | Joko Sadewo |
Reporter | : | Satria Kartika Yudha |