Sabtu 10 Nov 2018 18:11 WIB

Toyota Kembangkan Pembakaran Hidrogen Tekan Emisi

Sistem tersebut diklaim yang pertama untuk keperluan industri.

Logo Toyota.
Foto: REUTERS/Mike Blake
Logo Toyota.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Toyota Motor Corporation mengimplementasikan sistem pembakaran hidrogen di pabriknya di Jepang. Sistem tersebut diklaim yang pertama untuk keperluan industri.

Langkah itu diambil untuk mengurangi emisi karbon dioksida dan membangun proses produksi yang ramah lingkungan. Sistem pembakaran hidrogen yang dikembangkan bersama Chugai RO Co.Ltd itu telah diterapkan di Pabrik Honsha milik Toyota di Jepang, kata Toyota dalam pernyataan resminya, Sabtu (10/11).

Dalam pembakaran hidrogen konvensional, hidrogen bereaksi cepat dengan oksigen, yang mengarah ke suhu nyala api yang tinggi dan emisi NOx yang berbahaya bagi lingkungan. Sistem pembakaran baru yang dikembangkan Toyota menggabungkan dua struktur yang memungkinkan hidrogen membakar lebih lambat.

Sistem pembakaran dalam proses produksi yang dikembangkan Toyota menghasilkan emisi nol, diklaim menghasilkan kinerja lingkungan yang luar biasa. Jika hidrogen dan oksigen dalam keadaan tercampur penuh ketika dinyalakan, campuran itu membakar dengan kuat dengan suhu nyala api tinggi. Pada pembakar yang baru dikembangkan, hidrogen dan aliran oksigen dinyalakan tanpa dicampur sepenuhnya.

Oleh karena itu, pembakaran pada sistem hidrogen menghasilkan pembakaran yang lebih lambat dan suhu nyala api yang lebih rendah. Toyota mengatakan, untuk mencapai target Tantangan Pabrik Emisi Nol CO2, yang merupakan bagian dari Toyota Environmental Challenge 2050, Toyota menerapkan teknologi inovatif dan kegiatan kaizen (peningkatan berkelanjutan) setiap hari.

Toyota juga akan menggunakan energi yang berasal dari sumber terbarukan di pabriknya, termasuk energi hidrogen. "Teknologi baru yang diumumkan hari ini akan memungkinkan 1.000 pembakar gas alam berskala besar untuk digantikan oleh pembakar hidrogen di pabrik kami di seluruh Jepang," kata Toyota.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement