Saturday, 11 Syawwal 1445 / 20 April 2024

Saturday, 11 Syawwal 1445 / 20 April 2024

HNW Tes Hafalan UUD 45 di SDIT Ar Rahman

Senin 05 Nov 2018 13:42 WIB

Red: Gita Amanda

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.

Foto: MPR
Pendidik harus mengawal agar pendidikan nasional tak menyimpang dari tujuan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di hadapan guru, murid, dan wali murid SDIT Ar Rahman, Petukangan Utara, Jakarta, Sabtu (3/11) lalu, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nur Wahid (HNW) menguji kemampuan peserta. Mereka ditanya mengenai pasal mana yang menerangkan tentang adanya kata iman, takwa, dan akhlak mulia di UUD NRI Tahun 1945.

Untuk menyemangati dalam pertemuan serap aspirasi itu HNW akan memberi hadiah umrah bila ada yang bisa menjawab dengan cepat dan tepat. "Tetapi harus jujur. Tidak boleh nyontek dari Google. Kalau nyontek Google, umrahnya naik Google," gurau Wakil Ketua Badan Wakaf Pondok Modern Gontor itu, seperti dalam siaran persnya.

Mendapat pertanyaan yang demikian, para guru dan wali murid, bergumam, berpikir, sambil bisik kanan, bisik kiri. Di antara mereka ada yang mengangkat tangan dan siap menjawab pertanyaan. "Iya pasal dan ayatnya tepat yang anda sebutkan," ucap HNW. Namun mereka yang menjawab tak mampu melafalkan atau membunyikan pasal dan ayatnya dengan tepat.

photo
HNW hadir di SDIT Ar Rahman, Petukangan Utara, Jakarta, Sabtu (3/11) lalu.

Setelah semua menyerah dari pertanyaan yang dilontarkan, HNW akhirnya melafalkan Pasal 31 ayat 3 UUD yakni "Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang".

Dari pasal dan ayat ini, pria asal Klaten, Jawa Tengah, itu menuturkan peran para pendidik dalam memenuhi amanat pasal dalam UUD itu sungguh luar biasa. Diharap para pendidik bisa memastikan bahwa apa yang dilakukan harus bermuara pada terciptanya iman, takwa, akhlak mulia, dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Untuk itulah pendidik harus mengawal agar pendidikan nasional tak menyimpang dari tujuan. "Pendidikan yang ada jangan malah menggerus iman dan takwa," ujarnya.

Ditegaskan pendidikan harus membuat manusia Indonesia menjadi insan yang beriman, takwa, cerdas, dan akhlak mulia. Bukan justru melahirkan individu-individu atheis, liberalis, komunis, dan terlibat LGBT.

Dirinya mengapresiasi apa yang dilakukan Yayasan Al Romliyah dan lembaga-lembaga pendidikannya. Hadirnya Ar Rahman dan Al Romliyah disebut sebagai bukti umat Islam tidak pernah berhenti menjalankan ajaran Alquran, Sunnah Nabi, dan ajaran para ulama ahlus sunnah wal jamaah yang tidak pernah berhenti belajar, mengajar serta menghadirkan inovasi strategis. "Membawa peningkatan kualitas guna menghadirkan masyarakat unggul terbaik," paparnya.

Apa yang dilakukan Ar Rahman dan Al Romliyah sesuai dengan tuntunan Nabi. Diuraikan, Muhammad SAW tak pernah berhenti belajar dan menjadi pendidik atau pengajar. Belajar dan mengajar artinya melanjutkan keteladanan Nabi.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler