Senin 05 Nov 2018 11:56 WIB

400 Ahli Budaya Petakan Masalah Kebudayaan

Pertemuan tersebut juga untuk merumuskan rekomendasi solusi masalah kebudayaan

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Invasi budaya membuat orang tua harus membekali anaknya dengan kecintaan budaya Indonesia.
Foto: M Risyal Hidayat/Antara
Invasi budaya membuat orang tua harus membekali anaknya dengan kecintaan budaya Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang Kongres Kebudayaan Indonesia 2018, Direktorat Jendral Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar forum pertemuan dengan 400 ahli dan pelaku budaya. Pertemuan itu bertujuan untuk mendiskusikan dan memetakan masalah-masalah kebudayaan dan rekomendasi penyelesaiannya. Forum ini termasuk dalam agenda pra kongres kebudayaan yang diselenggarakan selama tiga hari 4 hingga 6 November 2018 di Hotel Sultan Jakarta.

"Kegiatan itu sebagai upaya menggali masukan untuk melengkapi rekomendasi-rekomendasi teritorial yang telah ditetapkan dalam dokumen-dokumen Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Kabupaten/Kota dan Provinsi menuju penyusunan Strategi Kebudayaan," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid dalam keterangan tertulis, Senin (5/11).

Dia menjelaskan, pelibatan para ahli dan pelaku budaya ini didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan dari individu-individu terkait bidang-bidang dalam ekosistem kebudayaan. Sehingga diharapkan pemetaan yang dilakukan bisa efektif dan tepat sasaran.

"Mudah-mudahan juga bisa memperkaya masukan bagi perumusan strategi Kebudayaan," ujar Hilmar.

Menurut dia, ruang bahasan dalam forum ini terbagi ke dalam 11 kelompok, yaitu infrastruktur dan kelembagaan seni, seni pertunjukan, seni pertunjukan musik, manuskrip dan sastra sampai ke pemanfaatan, masyarakat adat dan kepercayaan, data kebudayaan, kajian dan pendidikan tinggi, diaspora budaya, musyawarah guru mata pelajaran; keberpihakan khusus, budaya dan lingkungan hidup.

Perumusan rekomendasi yang dijadwalkan selesai pada Senin malam, 5 November 2018 akan diserahkan peserta kepada Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan, Kemenko PMK (Nyoman Shuida) dan Dirjen Kebudayaan. Hasilnya kemudian diteruskan kepada Tim Penyusun Strategi Kebudayaan.

Di tahun 2018 ini Kongres Kebudayaan Indonesia akan kembali dilaksanakan pada November mendatang. Dalam kegiatan siklus lima tahunan tersebut ia berharap akan mendapatkan subtansi yang lebih baik dalam menghasilkan langkah dan strategi yang menjadi acuan pemerintah dalam mengatasi permasalahan yang ada.

"Di Kongres 2018 kita tentu mendapatkan rumusan subtansi yang lebih baik tentang strategi kebudayaan," jelas Hilmar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement