Sabtu 03 Nov 2018 14:13 WIB

Haedar Nashir: Banyak Orang Kembali ke Buku

Tradisi literasi saat sekarang kurang berkembang.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir
Foto: dok. UMY
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menilai keberadaan media sosial (medsos) tidak menghilangkan peran buku. "Bahkan sekarang sudah banyak orang yang kembali ke buku," katanya usai menjadi pembicara kunci dalam acara Bedah Buku Kuliah Muhammadiyah dan Peluncuran Suara Muhammadiyah Corner di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (3/11).

Oleh karena itu, dia memberikan apresiasi kepada UMP sebagai lembaga akademik yang menghidupkan tradisi kajian buku melalui kegiatan bedah buku Kuliah Muhammadiyah yang ditulisnya.Menurut dia, hal itu yang paling penting karena tradisi literasi saat sekarang kurang berkembang.

"Jadi dengan membedah buku, nanti mahasiswa jadi terbiasa untuk mengkaji buku-buku," katanya.

Lebih lanjut Haedar mengatakan dalam buku Kuliah Muhammadiyah yang ditulisnya, dia menampilkan pemikiran KH Ahmad Dahlan yang punya dua sisi, yakni sisi pemurnian Islam dan sisi yang berorientasi pembaruan. Dalam sisi pemurnian Islam, kata dia, nilai-nilai akidah, ibadah, dan akhlak memang harus murni. Akan tetapi, lanjut dia, murni pun harus melahirkan kekayaan yang menimbulkan rohani, alam pikiran, dan perilaku keislaman yang baik.

Terkait dengan orientasi pembaruan, dia mengatakan Muhammadiyah melahirkan sekolah, rumah sakit, dan perguruan tinggi. "Kemudian dakwah juga sampai ke pelosok, lalu bikin banyak lembaga ekonomi dan sosial. Itu bagian dari aktualisasi Islam. Jadi bukan hal yang pragmatis tapi aktualisasi dari nilai-nilai Islam," katanya.

Sementara itu, Rektor UMP Syamsuhadi Irsyad mengatakan melalui teologi Al Maun, Muhammadiyah telah membuktikan diri sebagai gerakan yang sangat menekankan pentingnya amal saleh.

"Dengan menekuni wilayah praksis sosial keagamaan berarti Muhammadiyah telah melaksanakan prinsip 'a faith with action' atau mengajak dengan amalan dan tindakan konkret," katanya.

Menurut dia, hadirnya ribuan rumah sakit, sekolah, dan amal usaha Muhammadiyah lainnya merupakan bentuk konkret dakwah peradaban Muhammadiyah. Ia mengatakan ideologi Muhammadiyah berwatak kemajuan, karena Islam merupakan agama yang mengandung nilai-nilai kemajuan.

"Muhammadiyah telah mempraktikkan ajaran sedikit berbicara banyak bekerja, berdisiplin, bekerja keras, dan tanggung jawab secara organisasi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement