Senin 29 Oct 2018 19:55 WIB

Mahasiswa UMM Buat Alat Deteksi Denyut Saat Berkendara

Ide penciptaan alat muncul karena melihat banyaknya kecelakaan yang terjadi

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
umm
Foto: umm
umm

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil menciptakan arloji pintar sebagai penstabil frekuensi denyut nadi saat berkendara. Alat bernama 'Safety Watch' ini dibuat oleh sejumlah mahasiswa Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, UMM.

Ketua Tim Ari Devianto menerangkan, ide penciptaan alat muncul karena melihat banyaknya kecelakaan yang terjadi kapanpun dan di manapun. Faktor penyebab kecelakaan terbesar menurut korps lalu lintas Kepolisian Republik Indonesia 2017, yakni faktor manusia, dengan presentase lebih dari 50 persen. Sisanya, sikap manusia dengan presentase 40 persen terjadi karena mengantuk.

Berangkat dari latar belakang itu, Ari bersama Adwin Nugriho dan Fikri Febrianto, membuat ide karsa cipta berjudul Safety Watch. "Arloji pintar sebagai penstabil frekuensi denyut nadi saat berkendara," kata Ari.

Menurut Ari, ide tersebut dikompetisikan dalam Program Kreatifitas Mahasiswa Forum Grup Diskusi Teknologi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PKM FGDT-PTM) sekitar Oktober lalu. Kegiatan ini merupakan acara tahunan bagi Fakultas Teknik perguruan tinggi Muhammadiyah se-Indonesia.Karsa cipta yang dibimbing Dosen Teknik UMM, Mohammad Chasrun Hasani dan Nur Alif Mardiyah ini mendapat juara pertama dalam kompetisi tersebut. 

Ari menilai, keunggulan alatnya karena sudah berbasis Internet of Things (IoT), atau perangkat yang terhubung dengan konektivitas internet. Sistem ini, kata dia, sudah mumpuni untuk digunakan pada era revolusi industri 4.0. Karena hal ini, ia berpendapat, para dewan juri pun tertarik dengan alat tersebut.

Di masa awal pengujian, Ari tak menampik, tim masih merasa khawatir meski alatnya sudah memenuhi standar. Padahal alatnya telah didaftarkan di Ethical Clearance (EC) atau kelayakan etik sehingga diperbolehkan untuk digunakan pada manusia. 

Selain itu, timnya juga berencana akan melakukan pendaftaran hak cipta. Kemudian juga mengembangkan alat berbasis IoT ini sehingga dapat terintegrasi dengan gawai pintar. "Tujuannya agar penggunan Safety Watch dapat memantau denyut nadi melalui aplikasi smartphone. Juga dapat mengirimkan pesan kepada keluarga apabila pengguna mengalami bahaya, dilihat dari frekuensi denyut nadi," katanya melalui pesan resmi yang diterima Republika, Senin (29/10).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement