Jumat 12 Oct 2018 13:59 WIB

ITS Mendata Mahasiswa Sulteng yang Terdampak Bencana

Ada 39 mahasiswa ITS yang berasal dari Sulteng

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Direktur Kemahasiswaan ITS Darmaji
Foto: Doc ITS
Direktur Kemahasiswaan ITS Darmaji

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya melalui Direktorat Kemahasiswaan mengumpulkan mahasiswanya yang berasal dari Sulawesi Tengah (Sulteng), yang berjumlah 39 orang. Direktur Kemahasiswaan ITS Darmaji mengatakan, dikumpulkannya mahasiswa asal Sulteng tersebut untuk melakukan pendataan, siapa saja dari mereka yang menjadi korban terdampak gempa dan tsunami yang terjadi di Kota Palu, Sigi, dan Donggala.

Darmaji menjelaskan, kegiatan ini diselenggarakan dengan tiga tujuan utama. Pertama, diharapkan dari acara ini ITS dapat memperoleh data mahasiswa yang berasal dari Sulteng, yang keluarganya terdampak bencana dahsyat pada 28 September 2018.

"Sehingga, ITS dapat memberikan bantuan secara langsung kepada mahasiswa tersebut," kata Darmaji dalam siaran persnya, Jumat (12/10).

Tujuan kedua, lanjut Darmaji, dari diskusi dua arah ini, nantinya diharapkan para mahasiswa asal Sulteng dapat memberikan masukan berupa saran kebutuhan apa yang lebih penting untuk bisa dikirim ITS ke Palu, Sigi, dan Donggala. Itu tak lain karena ITS merasa, mahasiswa asal Sulteng tersebut bisa memberikan informasi valid, yang diperoleh dari keluarganya.

“Kami harapkan mahasiswa bisa menjadi sumber informasi yang valid untuk permasalahan logistik apa yang dibutuhkan di sana. Karena mereka juga bisa mendapatkan masukan dari keluarga mereka yang ada di sana,” tutur dosen Matematika ITS ini.

Darmaji mengatakan, mahasiswa ITS yang berasal dari Sulteng tersebut nantinya juga bisa dilibatkan untuk menjadi relawan guna membantu Tim ITS Tanggap Bencana ketika terjun langsung membantu para korban bencana. Dimana cara serupa pu ln menurutnya sudah dilakukan Tim ITS Tanggap Bencana di Lombok pascagempa.

Kemudian tujuan terakhir, diharapkan para mahasiswa ini nantinya juga bisa menjadi jembatan untuk para mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) Palu yang ingin berkuliah di ITS dengan sistem Sit-In. Hal ini seperti yang sudah dinyatakan Rektor ITS Joni Hermana, bahwa ITS siap menampung mahasiswa Untad yang ingin melanjutkan studinya selama kampus mereka dalam tahap perbaikan.

Salah satu mahasiswa ITS asal Sulteng, Angga Tegar Setiawan, menanggapi positif kegiatan yang digelar. Mahasiwa pascasarjana Teknik Mesin ITS yang berasal dari Karaja Lemba, Kota Palu itu pun langsung bersedia untuk menjadi salah satu relawan ITS untuk membantu para korban yang berada di Palu dan Donggala.

Ketika ditanya mengenai kabar keluarganya di sana, Angga menjawab bahwa keluarganya baik-baik saja. Namun tembok rumah mereka mengalami retak di beberapa bagian dan ada beberapa bagian rumah juga yang runtuh.

“Waktu gempa terjadi saya ada di Surabaya, adik yang ada di sana langsung telepon saya. Saat ini keluarga saya masih mengungsi di rumah saudara di kecamatan Rio Pakava,” kata Angga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement