Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

IAIN Purwokerto Praktik Ilmu Tata Negara di MPR

Selasa 09 Oct 2018 16:30 WIB

Red: Gita Amanda

Sesjen MPR Ma'ruf Cahyono.

Sesjen MPR Ma'ruf Cahyono.

Foto: MPR RI
Kunjungan diharapkan mempertajam analisa dan memperluas cakrawala pandang mahasiswa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat (Sesjen MPR) Ma’ruf Cahyono menyebut kunjungan 74 mahasiswa Jurusan Hukum Tata Negara Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, ke Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Selasa (9/10), sebagai kegiatan yang perlu diapresiasi. Menurutnya ini merupakan kunjungan ilmiah ke MPR dengan tujuan untuk mendapat tambahan ilmu.

Ilmu yang digeluti selama di kampus, menurut Ma’ruf Cahyono, akan lebih bermakna ketika mereka hadir langsung ke lembaga-lembaga negara terkait agar bisa melihat bagaimana posisi tata negara dalam prakteknya. “Saya kira ini satu kegiatan yang baik dan diperlukan terutama bagi mereka yang mau skripsi,” paparnya.

Dengan hadir di MPR, Ma’ruf Cahyono yakin kunjungan itu dapat mempertajam analisa dan memperluas cakrawala pandang mahasiswa terkait hukum tata negara ke depan. Diakuinya kunjungan itu juga sebagai salah satu bentuk Sosialisasi Empat Pilar.

Dalam pertemuan di Ruang GBHN, Gedung Nusantara V, bahasan yang dikupas juga menyinggung soal Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal IKa. “Kita sering menerima dari lembaga pendidikan mulai sejak PAUD hingga kelompok strategis,” ujarnya melalui siaran pers.

Dalam pertemuan, Ma’ruf Cahyono memaparkan dalam era reformasi, UUD Tahun 1945 mengalami perubahan. Perubahan yang ada oleh MPR Periode 2004-2009 disosialisasikan bersama Ketetapan MPR.

Dalam masa itu ada masukan terhadap sosialisasi terkait dinamika yang terjadi di masyarakat. Masyarakat ingin tak hanya UUD NRI Tahun 1945 dan Ketetapan MPR yang disosialisasikan namun juga Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

photo
Sesjen MPR Ma'ruf Cahyono menerima perwakilan IAIN Purwokerto.

Pancasila disebut penting disosialisasikan sebab selepas reformasi, hal-hal yang terkait ideologi bangsa seperti Penataran P4, BP7, dan PMP dihapus. Dari sinilah masyarakat merasa bahwa penanaman Pancasila perlu.

Untuk itu, menurut Ma’ruf Cahyono, MPR melakukan inisiatif melakukan Sosialisasi Empat Pilar. Dari apa yang dilakukan oleh MPR, diakui mampu menumbuhkan lembaga-lembaga lain untuk melakukan hal yang serupa. “Sekarang ada BPIP,” ungkapnya.

Kesadaran masyarakat akan arti pentingnya Pancasila diakui tak hanya menumbuhkan banyaknya lembaga yang mensosialisasikan namun juga tumbuh kesadaran masyarakat mendiskusikan dan membincangkan Pancasila. “Ini sebuah kemajuan bahwa Pancasila harus terus menerus dihidupkan dalam masyarakat”, paparnya.

Ma’ruf Cahyono menyebut metode sosialisasi yang dilakukan oleh MPR sangat beragam. Disebut ada TOT, outbond, lomba cerdas cermat, FGD, bahkan MPR juga melibatkan ustaz kenamaan seperti Abdul Somad. Sebab dirinya merasa amannya Indonesia tak lepas dari suksesnya internalisasi Pancasila.

“Untuk itu mari kita internalisasikan Pancasila dalam keseharian,” ajak pria asal Banyumas itu.

Pendamping mahasiswa, Dr. Ridwan, menyebut acara itu sangat luar biasa. “Bisa mendapat tambahan ilmu kuliah sebanyak empat SKS,” ujarnya dengan tersenyum.

Pemaparan dari Ma’ruf Cahyono diakui menjadi inspirasi terutama bagi mahasiswa Semester V. Untuk itu mereka mengucapkan terima kasih atas sambutannya.

Kabiro Humas Setjen MPR Siti Fauziah dalam kesempatan yang sama menuturkan bahwa kunjungan dari mahasiswa berjaket hijau itu sangat bagus apalagi ilmu yang digeluti sesuai dengan tugas MPR. Kunjungan yang diadakan diakui sangat penting bagi mahasiswa terutama yang hendak skripsi.

“Saat bermanfaat apalagi Pak Sesjen menyampaikan dengan lugas. Ilmunya yang didapat bermanfaat untuk ke depan,” kata Siti Fauziah.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler