Ahad 30 Sep 2018 14:56 WIB

Dua Dosen Yarsi Raih Penghargaan Dosen Berprestasi

Pemilihan dosen berprestasi merupakan kegiatan rutin Kemenristek Dikti.

Dr Rika Yuliwulandari PhD (kebaya merah) dan DR Nurul Huda SE MM (batik) diberikan penghargaan dosen terbaik dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III Kemenristek Dikti.
Foto: Yarsi
Dr Rika Yuliwulandari PhD (kebaya merah) dan DR Nurul Huda SE MM (batik) diberikan penghargaan dosen terbaik dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III Kemenristek Dikti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua orang dosen Universitas Yarsi mendapatkan penghargaan sebagai dosen berprestasi tingkat Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset (LLDIKTI), Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) Kopertis) wilayah III tahun 2018.

Dr Rika Yuliwulandari, PhD terpilih sebagai pemenang pertama kategori sains dan teknologi. Sedangkan kategori sosial dan humaniora dimenangkan DR Nurul Huda, SE MM. Ketentuan secara umum kriteria penilaian ini didasarkan pada aspek Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Rika yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi telah meneliti tentang Farmakogenomik. Ini untuk melihat peran genetik terhadap timbulnya efek samping obat serta kerentanan genetik terhadap penyakit mikobakteri (mycobacterial diseases), seperti lepra dan tuberkulosis, selama bertahun-tahun.

Penelitian diarahkan pada aspek kerentanan genetik terhadap lepra, tuberkulosis dan hepatotoksisitas akibat obat tuberkulosis (TB) pada populasi di Indonesia. Selama ini, penelitian mengenai kerentanan genetik terhadap penyakit mikobakteri dan efek samping obat di Indonesia belum dilakukan secara komprehensif. "Penelitian yang saya lakukan sangat penting mengingat keragaman genetik dari penduduk Indonesia yang cukup besar," ujar Rika.

Hasil penelitian telah dituangkan dalam publikasi ilmiah internasional, kit deteksi genetik, buku ajar, paten dan hak cipta serta berbagai kolaborasi penelitian baik tingkat nasional maupun internasional. Selain itu, ia juga aktif dalam bidang pengabdian kepada masyarakat, dengan memberikan edukasi dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik berupa media cetak maupun di media televisi.

Kepala LLDIKTI (Kopertis) wilayah III dr Ir Illah Saillah MS, menyerahkan piagam penghargaan kepada dosen berprestasi ini. Untuk kali pertama, kategori sosial dan humaniora dimunculkan pada tahun ini.

Hal ini dikarenakan, sejak pertama kali pemilihan dosen berprestasi dilakukan pada 2004, pemenang yang muncul selalu dari bidang sains dan teknologi. Oleh karena itu, pemerintah memandang perlu untuk membuat kategori khusus sosial dan humaniora.

Pemilihan dosen berprestasi merupakan kegiatan rutin Kemenristek Dikti. Proses seleksi dosen berprestasi di tingkat Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sedikit berbeda dengan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Seleksi di PTS dilakukan dalam tiga tahap, yaitu di tingkat PTS bersangkutan, di tingkat Kopertis yang saat ini menjadi LLDIKTI, dan di tingkat Nasional.

Sedangkan seleksi untuk PTN hanya dilakukan di tingkat PTN dan tingkat nasional. Para pemenang pada tingkat LLDIKTI menerima penghargaan dari pimpinan LLDIKTI dan akan mewakili LLDIKTI yang bersangkutan dalam pemilihan dosen berprestasi tingkat nasional, yang seleksinya dimulai Oktober. Sedangkan pengumuman akhir dosen berprestasi tingkat Nasional diharapkan dilaksanakan pada akhir Oktober 2018.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement