Ahad 30 Sep 2018 12:55 WIB

Keterbatasan Bahasa Jadi Kendala Tembus Kampus Terbaik Dunia

Paradigme keluarga harus diubah sedini mungkin.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Muhammad Hafil
Oxford
Foto: The Independent
Oxford

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah anak Indonesia yang mampu menembus Perguruan Tinggi terbaik dunia dinilai masih minim. Hal itu terjadi bukan disebabkan anaknya yang kurang pintar, namun karena anak memiliki keterbatasan dalam berbahasa Inggris sehingga anak kesulitan menyampaikan pendapat dan kreativitas.

Hal tersebut disampaikan oleh praktisi pendidikan sekaligus Direktur Pelaksana Elite, Djoni Kristanto. Selain itu, diperparah juga dengan kondisi anak di Asia khususnya Indonesia yang masih memiliki kesulitan dalam menjalani hidup mandiri.

"Jadi jika saya perhatikan, anak mengalami kegagalan dan kalah bersaing meraih pendidikan tinggi ternama di luar negeri bukan karena mereka kalah pintar ya," kata Djoni kepada Republika.co.id, Ahad (30/9).

Sementara itu, Branch Director ELITE Education Jakarta Caroline Suryaatmadja menilai, mayoritas anak Indonesia cenderung apatis dan tidak memiliki gairah ataupun motivasi dalam memilih jurusan di perguruan tinggi sesuai minat dan bakat mereka. Sehingga mereka pasrah dengan pilihan orangtua tanpa memperjuangkan keinginan diri sendiri.

"Nah ini akan merembet sampai ketika mereka lulus kuliah dan memilih karir di dunia pekerjaan. Bahkan sampai saat mereka dewasa kemudian mereka membentuk keluarga dengan pola yang sama, melahirkan generasi yang juga apatis dengan masa depan mereka," ujar Caroline.

Karenanya, paradigma keluarga mesti diubah sedini mungkin. Dia pun mengajak agar para orang tua mampu berpikir lebih jauh dan tidak memaksajan kehendaknya, sehingga anak-anak bisa memilih jurusan sesuai bakatnya masing-masing.

"Kami berharap anak-anak memiliki mentalitas yang baik dan semangat kerja keras, karena tidak ada jalan pintas untuk bisa masuk ke perguruan tinggi terbaik di mana pun selain mempersiapkan dan melatih diri sejak dini," tegas dia.

Dia mengungkapkan, metode pengajaran personal pace tutoring penting diajarkan pada anak. Sehingga anak-anak dibimbing sesuai kebutuhan pribadi.

"Pengajaran seperti itulah yang kami lakukan di Elite. Dengan dibantu tim guru lulusan 50 universitas terbaik di Amerika dan 700 konsultan asing," jelas Caroline.

Untuk diketahui, Elite sendiri merupakan perusahaan konsultan pendidikan yang berasal dari California. Elite telah memiliki cabang di 50 negara seperti Amerika, Tiongkok, Canada, Jepang, termasuk Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement