Jumat 28 Sep 2018 13:32 WIB

Lulusan Pertanian Diminta Berperan di Revolusi Industri 4.0

Lulusan pertanian diharapkan mengambil kesempatan menjadikan era ini peluang.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Sumarjo Gatot  Irianto, di Dies Natalis ke-72 Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada  (UGM), Kamis (27/9).
Foto: UGM
Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Sumarjo Gatot Irianto, di Dies Natalis ke-72 Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis (27/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Sumarjo Gatot Irianto, memberikan pidato ilmiah di Dies Natalis ke-72 Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam pidatonya, ia meminta lulusan pertanian tidak cuma menjadi penonton di era revolusi industri 4.0.

Ia mengambil contoh, perusahaan swasta di Australia saat ini sudah tidak lagi menggunakan lahan yang luas dalam mengelola pertanian. Mereka malah kelimpahan air laut dalam bidang pertanian berkelanjutan.

"Mereka menanam sayuran dan buah-buahan secara hidroponik dengan menggunakan destilasi air laut dan energi surya, sehingga minim penggunaan pupuk," kata Sumarjo, Kamis (27/9).

Bahkan, melalui Inernet of Things (IoT), ditemukan sensor kelembaban tanah dan suhu untuk menentukan dosis dan interval irigasi. Serta, menentukan waktu dilakukannya pengendalian hama dan penyakit.

Dengan begitu, efisiensi dan efektivitas penggunaan air bisa dilakukan. Untuk itu, ia mengajak Fakultas Pertanian dapat bekerja sama dengan Fakultas Teknik. Utamanya, dalam pengembangan sensor  berbagai komoditas.

"Termasuk, dalam interkoneksi alat untuk mekanisasi pertanian," ujar Sumarjo.

Secara umum, ia menekankan, institusi pendidikan pertanian di Indonesia perlu mengambil peran dan melakukan perubahan dalam menghadapi disrupsi teknologi di era revolusi industri 4.0. Perlu aktor dan pemain baru dari kalangan milenial.

Terutama, yang dianggap memiliki kekayaan inovasi dan berani menghadapi ketidakpastian sektor pertanian. Sumarjo mengingatkan, sejarah membuktikan pionir selalu datang dari generasi muda.

"Yang tidak puasa dengan kemapanan dan bukan generasi tua yang nyaman dengan kemapanan," kata Sumarjo.

Sumarjo mengajak anak-anak muda lulusan sarjana pertanian mengambil kesempatan dengan menjadikan era disrupsi sebagai peluang. Peluang menjadi pemain di dalamnya, bukan penerima manfaat yang akan tertinggal dan terpinggirkan.

Selain itu, ia berpendapat, konsep pengajaran pendidikan pertanian perlu dilakukan perubahan. Terlebih, saat ini sudah banyak pendidikan gratis yang bisa didapatkan generasi muda lewat dunia digital.

Seiring tumbuhnya IoT dan konektivitas, keputusan pertanian saat ini sudah bersumber kepada data, bukan lagi subyektif manager pertanian. Ia menekankan, Indonesia yang selama ini mengandalkan diktat harus mau beranjak dari itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement