Jumat 21 Sep 2018 11:30 WIB

UMM Tegaskan Pentingnya Diseminasi Bahasa Indonesia

Bahasa dinilai sebagai alat pemersatu bangsa akan terus mengalami perkembangan.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Kemendikbud mengeluarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi kelima.
Foto: Priyantono Oemar/ Republika
Kemendikbud mengeluarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi kelima.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bekerja sama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) belum lama ini menggelar kegiatan diseminasi bahasa Indonesia. Kegiatan ini dilakukan mengingat bahasa merupakan alat pemersatu bangsa yang akan terus mengalami perkembangan.

Diseminasi adalah proses penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola. Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Badan Bahasa Hurip Danu Ismadi menyampaikan, Badan Bahasa mengembangkan berbagai pedoman guna meningkatkan kemahiran berbahasa Indonesia pada masyarakat. Hal ini sesuai dengan yang terkandung dalam UU No. 24 yang memuat empat amanah utama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

“Empat amanah tersebut adalah pengembangan bahasa dan sastra, kedua pembinaan bahasa dan sastra, ketiga pelindungan bahasa dan sastra daerah dan yang keempat menjadikan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional,” sambungnya.

Untuk mengembangkan bahasa, Badan Bahasa saat ini telah membuat dua alternatif dalam mengakses Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), yaitu daring dan offline. Untuk via daring dapat diakses melalui laman dan aplikasi KBBI. Sementara untuk mengakses secara offline dapat menggunakan KBBI versi cetak.

Berdasarkan perkembangan teknologi terkini, Badan Bahasa mendapatkan data sekitar 25 juta orang mengakses KKBI secara daring. Hal ini wajar, mengingat penggunaan KBBI daring dirasa lebih mudah dari pada versi cetak. Sebab versi cetak memiliki ketebalan sekitar 20 centimeter dengan berat sekitar tiga kilogram dan jumlah halaman yang mencapai 2.014.

“Kalau membawa kamus itu kemana-mana punggung kita bisa sakit,” jelasnya melalui keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Jumat (21/9).

Khusus aplikasi KBBI, selain mudah digunakan pada aplikasi ini juga terdapat fitur bahasa asli dari berbagai daerah di Indonesia. Bukan hanya mampu mencari arti sebuah kata dari bahasa derah, juga memungkinkan masyarakat memberikan tanggapan secara interaktif.

“Kamus interaktif bisa diakses dan bisa memberikan akses terhadap penambahan kosa kata di KBBI kita. Ini gratis, bisa diunduh kapan saja,” terangnya.

Di kesempatan serupa, Rektor UMM Fauzan menyampaikan perkembangan bahasa memang tidak lepas dari perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Keberadaan bahasa juga tidak bisa disembunyikan dari derasnya arus globalisasi.

“Bahasa memang tidak bisa berada dalam ruang yang tertutup. Bahasa menjadi  bagian yang kena dan mengenai perkembangan teknologi di dunia ini, apapun bentuknya,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement