Jumat 16 Apr 2021 17:43 WIB

Mahasiswa UMM Ciptakan Teknologi Pemeliharaan Jembatan

Untuk saat ini, Smart Cam Bridge hanya bisa digunakan pada jembatan baja.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Alifia Oriana Prabaswara menciptakan teknologi  pemeliharaan jembatan berbasis pengelolaan citra bernama Smart Cam Bridge.
Foto: Humas UMM
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Alifia Oriana Prabaswara menciptakan teknologi  pemeliharaan jembatan berbasis pengelolaan citra bernama Smart Cam Bridge.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan teknologi  pemeliharaan jembatan berbasis pengelolaan citra. Alat tersebut bernama Smart Cam Bridge.

Teknologi ini dibuat oleh Alifia Oriana Prabaswara dalam rangka mengikuti perlombaan Internasional Science Technology and Engineering Competition (ISTEC) 2021. Kompetisi yang diadakan secara daring tersebut diikuti oleh peserta dari 20 negara.

Alifia mampu mengalahkan peserta lain dan menyabet juara kedua dalam kompetisi itu. Menurut Alifia, jembatan merupakan jalur yang krusial karena menghubungkan daerah satu dengan yang lain.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak jembatan, namun proses pemeliharaannya kurang maksimal. "Oleh karenanya, saya menciptakan Smart Cam Bridge tersebut," katanya.

Teknologi pemeliharaan jembatan melalui pengelolaan citra masih belum ada. Di luar negeri, teknologi pengelolaan citra baru digunakan pada bidang medis seperti pendeteksi kanker kulit.

Padahal teknologi ini dapat digunakan secara cepat dan tepat pada bidang lain. Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil UMM tersebut lantas menjelaskan bagaimana cara penggunaan teknologi alatnya.

Pertama, pengguna harus memotret jembatan yang akan diulas. Selanjutnya, foto dimasukan ke Matrix Laboratory (MATLAB) untuk diolah secara menyeluruh. Usai diolah, hasilnya nanti akan segera didapat.

Untuk saat ini, Smart Cam Bridge hanya bisa digunakan pada jembatan baja. Namun Alifia mengaku sempat melakukan uji coba dengan batang besi yang diberi beban. "Informasi yang dihasilkan cukup membantu untuk mengetahui kondisi besi tersebut,” ungkap mahasiswa asal Malang tersebut.

Ia berharap bisa bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum untuk melakukan upaya preventif dalam pencegahan rusaknya jembatan. Apalagi tidak jarang, banyak jembatan yang tiba-tiba roboh dan mengganggu kegiatan warga sekitar.

Selanjutnya, dia juga ingin alatnya bisa terus dikembangkan dan diuji coba pada jembatan baja sungguhan. "Saya juga berharap alat ini dapat digunakan untuk model jembatan yang lain namun dengan metode yang sama,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement