Jumat 16 Apr 2021 14:20 WIB

Mobil KaCa UMM Hibur Anak Terdampak Gempa Malang

Anak-anak juga diikutsertakan dalam permainan-permainan tradisional.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Tim Mobil Kamis Membaca (KaCa) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan kegiatannya di Pamotan, Dampit, Kabupaten Malang, Kamis (15/4).
Foto: dok. Humas UMM
Tim Mobil Kamis Membaca (KaCa) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan kegiatannya di Pamotan, Dampit, Kabupaten Malang, Kamis (15/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ingatan gempa yang meluluhlantakkan ribuan rumah di Kabupaten Malang masih tersisa sampai sekarang. Tak jarang, beberapa warga termasuk anak-anak masih merasakan kekhawatiran gempa tersebut akan melanda kembali.

Di tengah kesedihan tersebut, ada sejumlah upaya relawan dari berbagai komunitas untuk membantu masyarakat terdampak. Salah satunya melalui program Mobil Kamis Membaca (KaCa) yang diinisiasi oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Sejumlah anggota telah dikirimkan ke Desa Pamotan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Kamis (15/4) untuk menjalankan tugasnya. Agenda hiburan bagi anak-anak dengan bercerita kisah dan bermain ini merupakan bagian dari rangkaian program UMM Ramadan Berbagi.

Di kesempatan tersebut, kegiatan dari Mobil KaCa ternyata mendapatkan respons luar biasa dari anak-anak. Anak-anak yang datang terlihat antusias saat Mobil KaCa datang.

Beberapa anak ada yang terlihat sibuk memilih buku. Sementara lainnya asyik melihat satu dua tayangan di layar. Usai membaca buku, mereka juga diajak untuk mengikuti kisah Momo dan Jojo.

Tidak ketinggalan, anak-anak juga diikutsertakan dalam permainan-permainan tradisional. Beberapa di antaranya seperti Rangku Alu, Hulahup serta memindahkan bola dengan tali. Permainan ini ternyata membuat anak-anak senang dan tersenyum.

"Tentu kami berharap hiburan yang kami sediakan bisa membuat anak-anak kembali ceria seperti biasanya," ungkap salah satu tim Mobil KaCa UMM, Nurul Hamidah.

Ketua RT 04 RW 04, Desa Pamotan, Isdanto mengaku sangat terbantu dengan adanya program Mobil KaCa UMM. Kegiatan yang diselenggarakan cukup membuat anak terhibur dan terlihat ceria kembali. "Bahagia rasanya melihat mereka kembali ketawa-ketawa. Semoga bisa segera membaik dan beraktifitas seperti sedia kala," kata Sugeng.

Seusai gempa, kata Sugeng, anak-anak terlihat murung dan sedih. Tidak jarang mereka menangis dan bingung akan situasi yang terjadi. Oleh sebab itu, dia pun mengapresiasi segala bentuk bantuan yang diterima masyarakat setempat.

Apresiasi juga diungkapkan salah satu orang tua, Sinta Oktavia. Anak-anak seusai gempa memang terlihat masih trauma. "Mereka mudah panik dan menangis," ujar Sinta.

Meski begitu, ia sangat senang ketika ada bantuan dari berbagai pihak datang dan menghibur mereka. Kegiatan-kegiatan tersebut penting sekali bagi anak-anak terutama yang berusia di bawah lima tahun.

Hiburan itu mampu membantu mereka melupakan memori buruk yang dialami beberapa waktu lalu. "Semoga mereka bisa kembali ceria," jelasnya.

Sebelumnya, gempa bumi telah mengguncang sejumlah kawasan di Jawa Timur (Jatim) Sabtu (10/4) pukul 14.00 WIB. Berdasarkan informasi resmi BMKG, gempa berkekuatan 6,7  yang kemudian diperbaharui 6,1 SR tersebut berpusat di 90 km barat daya Kabupaten Malang dengan kedalaman 25 kilometer (km).

Selanjutnya, Malang Raya kembali diterpa guncangan gempa bumi, Ahad (11/4) pukul 06.54 WIB. Semula BMKG merilis gempa memiliki kekuatan magnitudo 5,5 yang kemudian diperbarui menjadi 5,3. Pusat gempa terletak di laut pada jarak 71 km arah Selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur dengan kedalaman 102 kilometer (km).

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang hingga 14 April pukul 17.00 WIB, 29 dari 33 kecamatan di Kabupaten Malang turut terdampak gempa. Bencana ini menyebabkan 5.010 unit rumah mengalami rusak baik berat, sedang maupun ringan. Kemudian empat orang meninggal dan 110 orang mengalami luka berat serta ringan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement