Rabu 19 Jun 2019 15:44 WIB

Mahasiswa UMM Bantu Masalah Sampah di Kampung

Tim awalnya meminta warga memisah antara sampah organik dan non organik.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
 Kelompok Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) 148 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memberikan solusi tentang bagaimana mengolah sampah di Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.
Foto: Dokumen.
Kelompok Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) 148 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memberikan solusi tentang bagaimana mengolah sampah di Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Berangkat dari rasa peduli lingkungan, sejumlah anak muda yang tergabung dalam Kelompok Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) 148 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memberikan solusi tentang bagaimana mengolah sampah. Kondisi itu dialami warga Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.

“Kami juga ingin menerapkan teori yang kami dapatkan di bangku kuliah,” ujar Humas KKN PPM 148, Muhammad Jauzi Nafighai. Menurut dia, kelompoknya merupakan KKN khusus kerja sama antara Ristek Dikti dengan UMM.

Dukungan Ristek Dikti tersebut agar mahasiswa bisa  turun tangan membantu warga menyelesaikan persoalan lingkungan. Salah satunya tentang pengelolaan sampah di masyarakat. Program KKN sendiri berlangsung selama dua bulan dari Mei lalu hingga akhir Juni nanti.

Meskipun waktunya lama, efektivitas KKN dilakukan saat hari Sabtu dan Ahad. Sebagai langkah awal, tim KKN 148 melakukan sosialisasi di salah satu rumah warga bernama Sulistyani, sekaligus ketua Program Keluarga Harapan (PKH).

Dalam memberikan pemahaman warga tentang sampah, tim awalnya meminta warga memisah antara sampah organik dan non organik. Dengan cara ini, sampah bisa dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi. Selain itu, dapat menurunkan risiko rusaknya tanah dan gagalnya panen di sekitar lokasi TPA.

"Supaya warga sadar bahaya ini, tim ini melatih warga cara mengolah sampah menjadi barang berkah," tambah dia. Jauzi menyebutkan, timnya telah meminta agar warga setempat bisa meniru salah satu tokoh lingkungan yaitu Siti Rahayu.

Sosok ini dikenal mempunyai Kepuh Kreatifia (semacam bank sampah) di Dusun Kepuh Selatan, Kepuharjo, Karangploso. Ia telah berhasil menjadikan sampah sebagai komoditas ekonomi seperti lilin, pot, sandal, dan tas.

“Kami saat ini masih tahap pemberdayaan serta memotivasi warga agar memilah sampah organik dan non organik. Setelah dipilah kami ajari untuk mengolahnya,” jelasnya.

Sementara itu, dosen pembimbing lapangan (DPL) Musyaffak, menerangkankan KKN PPM 148 merupakan tim khusus. Pesertanya berasal dari semua prodi yang sudah lulus uji seleksi. Pelaksanaan KKN ini mengacu pada ketentuan Ristek Dikti sebagai pendukung utama.

UMM dalam hal ini bertindak sebagai pelaksana. Sebelum terjun KKN, mahasiswa dibekali ilmu tentang metode pemilahan sampah. Ilmu itu bisa diterapkan untuk memberikan solusi bagi masyarakat.

Dengan ilmu ini, ia berharap di masa datang bisa mengolah sampah untuk kegiatan ekonomi. "Serta menurunkan risiko rusaknya tanah dan gagalnya panen," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement