Kamis 08 Mar 2012 17:58 WIB

Cara Cepat Mencetak Entrepreneur

Unsoed akan lakukan seleksi calon mahasiswa secara online
Unsoed akan lakukan seleksi calon mahasiswa secara online

REPUBLIKA.CO.ID, Setiap tahun jumlah angkatan kerja di Indonesia terus bertambah. Di tahun 2012 ini saja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi memprediksi terdapat 118,67 juta angkatan kerja. Sayangnya, kenaikan jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan pertumbuhan lapangan pekerjaan.

Kondisi yang tidak seimbang ini mengakibatkan pengangguran semakin sulit diatasi. Lebih memprihatinkan lagi karena jumlah penggangguran tersebut sebagian berasal dari angkatan kerja terdidik para lulusan perguruan tinggi.

Melihat fenomena ini, lembaga pendidikan tinggi perlu disadarkan untuk memikirkan solusi pengangguran ini. Salah satu solusinya adalah dengan mencetak para lulusannya menjadi seorang entrepreneur (wirausaha). Tujuannya tidak lain untuk menghasilkan para lulusan yang tidak hanya mencari pekerjaan, namun juga menciptakan lapangan pekerjaan.

Salah satu lembaga pendidikan tinggi yang tetap berkomitmen dan konsisten melakukan pengembangan program entrepreneurship adalah Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Sebagai lembaga pendidikan tinggi Muhammadiyah tertua, UMJ menilai mencetak para alumni menjadi seorang wirausahawan adalah kewajiban bagi semua pendidikan tinggi saat ini.

Melihat banyaknya para lulusan perguruan tinggi mencari pekerjaan saat ini, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta, Prof Dr Hj. Masyitoh, M.Ag menekankan pentingnya membekali alumni dengan mental entrepreneurship yang tinggi. “Hal ini penting untuk menyiapkan alumni yang sejak awal memiliki semangat berwirausaha, karena tidak semua alumni memiliki mental wirausaha, oleh karena itu perlu kita bentuk,” katanya.

UMJ sendiri telah mempersiapkan para mahasiswa untuk menjadi seorang wirausahawan. Khususnya bagi para mahasiswa Fakultas Ekonomi. Mereka ini telah lama dibekali dengan berbagai materi kewirausahaan. Namun, Masyitoh menyadari untuk menjadi seorang wirausahawan tidak hanya bisa dengan teori saja tapi juga perlu dilengkapi pengalaman berwirausaha.

UMJ, jelas Masyitoh, telah mengadopsi metode praktik dalam menumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para mahasiswanya. Program yang telah dijalankan tersebut adalah praktik wirausaha dengan pendekatan consulting based methodology atau yang dikenal dengan Coblas Programme.

Program Coblas merupakan salah satu model untuk menumbuhkan praktik kewirausahaan yang telah diterapkan di wilayah ASEAN. Dalam program yang telah dijalankan ini, UMJ memberikan kompetensi para mahasiswanya dengan pembagian 40 persen teori di kelas dan 60 persen lagi praktik di lapangan. “Dengan cara ini, mereka lebih memahami bagaimana rasanya menjadi wirausahawan,” ujar Masyitoh.

Hal senada dikatakan oleh Wakil Rektor I UMJ, A. Kahar Maranjaya. Ia mengatakan untuk membentuk mahasiswa menjadi wirausahawan adalah memperbanyak praktik wirausaha di lapangan. Karena dengan praktik inilah mental mahasiswa benar-benar ditantang. “Mereka tidak hanya bermodal semangat saja, namun mentalnya harus kuat,” ujarnya.

Program Coblas yang telah dijalankan UMJ selama ini baru difokuskan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi. Namun, menurutnya UMJ telah merencanakan pada tahun akademik baru ini program Coblas akan diterapkan ke semua fakultas dan program studi di UMJ. Karena UMJ berkeinginan agar bibit wirausahawan muncul tidak dari Fakultas Ekonomi saja.

Saat ini, kata Kahar, UMJ juga tengah mengembangkan program Microlab untuk ling -kungan bisnis yang Islami (Islamic Student Business Environment-ISBE). Program ini nantinya menyelenggarakan pelatihan berwirausaha bagi para mahasiswa. UMJ juga telah mengembangkan aktivitas unit usaha bagi sektor kecil dan menengah.

Ada beberapa kegiatan dalam program tersebut, di antaranya Business Center. Kegiatan ini difokuskan pada pengembangan unit usaha kecil menengah. Saat ini Business Center telah mengelola 10 unit usaha kecil dan menengah, seperti koperasi, budi daya, kebun percobaan, dan lainnya.

Untuk mendukung Business Center, UMJ melengkapi dengan unit pembiayaan dan permodalan. Bentuk unit pembiayaan dan permodalan yang dimiliki UMJ saat ini berbentuk Baitul Mal wat Tamwil (BMT). BMT UMJ memiliki 380 mitra binaan yang berasal dari unit usaha mikro, kecil dan menengah. “Di tahun 2009 kita telah menggulirkan pembiayaan hingga Rp 920 juta,” Paparnya.

UMJ juga memiliki Career Center dengan fasilitas student corporation. Fasilitas ini memberikan peningkatan keahlian bagi para mahasiswa yang ingin membangun keprofesionalan di bidang wirausaha. Layanan yang diberikan di antaranya pengembangan jaringan ke komunitas usaha dan bantuan teknis pendirian usaha.

Kesemua ini adalah komitmen UMJ untuk mencetak para lulusan yang memiliki mental wirausaha. Di usia UMJ yang ke-56 tahun ini kurang lebih 25 persen lulusannya telah memilih jalan sebagai seorang wirausaha. “Dari sebagian mereka bahkan ada yang telah sukses mengembangkan karirnya sampai ke luar negeri,” ujar Rektor UMJ, Masyitoh.(adv)

sumber : UMJ
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement