Ahad 21 Oct 2018 16:20 WIB

FISIP UMJ Gelar KKN di Rumpin, Bogor

KKN ini pembelajaran terhadap masyarakat yang kondisi sosialnya berbeda dari Jakarta

Tampak siswa KKN sedang mempraktekkan penambalan ban sepeda motor kepada warga
Foto: dok UMJ
Tampak siswa KKN sedang mempraktekkan penambalan ban sepeda motor kepada warga

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA --  Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) telah menyelesaikan program Kuliah Kerja Nyata - Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM) di Desa Cipinang dan Desa Rabak, Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor.  

Program  yang berhasil diusulkan  FISIP UMJ  pada Kemenristekdikti  tahun 2017 lalu, melibatkan 59 mahasiswa dari empat program studi (Kesejahteraan Sosial, Administrasi Publik, Ilmu Politik, dan Program Studi Ilmu Komunikasi). Selama satu bulan penuh, dari 8 Agustus hingga 8 September, mahasiswa melaksanakan serangkaian kegiatan.

Seperti pemberantasan buta huruf dan aksara, pengendalian penyakit menular (TBC), serta pelatihan yang ditujukan untuk meningkatkan income generating bagi kaum perempuan. Seperti rias wajah, potong rambut, pembuatan baki hantaran, handy craft, dan lainnya.  

Mahasiswa membantu masyarakat untuk memberikan pelatihan servis motor dan tambal ban. Kondisi jalanan di Kampung Jatinunggal dan Tegalkiari di Desa Cipinang tidak cukup baik untuk dilewati kendaraan roda empat atau roda dua.  

Hal ini akibat beroperasinya truk besar pengangkut pasir dengan beban berat mengakibatkan jalan rusak dan ban kendaraan bermotor cepat rusak.  Pelatihan tambal ban bagi remaja putera di dua kampung tersebut diharapkan dapat menghemat pengeluaran. Bagi yang terlatih dapat memiliki usaha tambal ban untuk menambah penghasilan.

Mahasiswa juga bekerjasama dengan Puskesmas Kecamatan Rumpin melakukan sosialisasi kesehatan guna meningkatkan kesadaran orang tua khususnya para ibu dan wanita. Khususnya dalam menjaga kesehatan organ reproduksi untuk mencegah penyakit yang tidak diinginkan.  

Ketua Tim program KKN PPM DIKTI FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta  Dr. Retnowati WD Tuti dalam keterangan tertulisnya, Ahad (21/10) menyatakan diterjunkanya ke-59 mahasiswa ke Desa Cipinang dan Desa Rabak merupakan bentuk pembelajaran dan pengabdian mahasiswa pada masyarakat di lokasi yang memiliki kondisi berbeda dengan Jakarta.

"Kedua desa tersebut masih tergolong desa miskin, karena tingkat perekonomian dan pendidikan masih rendah, di Desa Cipinang khususnya, masyarakat memiliki mata pencaharian dari hasil mereka menjadi kuli angkut pasir dari perusahaan tambang yang beroperasi di desa tersebut.", tuturnya. 

Menurutnya, kondisi yang cukup memprihatinkan terdapat pula di Desa Rabak, dimana adanya fakta wanita yang memiliki anak hingga 13 orang bahkan pada saat dilakukan survei kembali diketahui sudah bertambah menjadi 14 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement