REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah, Tapak Suci Putra Muhammadiyah diharapkan dapat terus mengukir dan menjaga tradisi juara.
"Mental juara kader Muhammadiyah harus terbangun. Saya harap Tapak Suci UMJ terus berkembang dan dapat menjaga tradisi juara," jelas Haris Sarwoko, Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) saat memberikan sambutan pada seminar dan coaching clinic Pencak Silat di Aula UMJ lantai 4, belum lama ini.
Kegiatan dengan tema Pergerakan Revolusioner Menuju Pencak Silat Indonesia yang Berkemajuan dan Bermental Juara ini diselenggarakan oleh Tapak Suci UMJ bekerja sama dengan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).
Menurut Haris, mental juara dapat diperoleh dengan empat caraya itu berlatih, menimba pengalaman, menerima sebanyak mungkin informasi dan berlatih di bawah pelatih juara. Baginya, seminar dan coaching clinic ini bagian dari pembentukan mental juara itu. Lebih darii tu, coaching clinic merupakan proses perwujudan organisasi profesional.
"Ini adalah bentuk profesionalisme," tegasnya.
Sedangkan CandraKusuma, Ketua Umum Tapak Suci UMJ, menargetkan Tapak Suci UMJ menjadi barometer tapak suci di Indonesia. Iapun yakin hal tersebut akan segera terwujud dengan melihat program dan prestasi yang konsisten hingga saat ini.
Di sisi lain, Josep Erik, keynote speaker pada acara tersebut, menyayangkan prestasi pencak silat di Indonesia secara umum menurun. Faktor menurunnya prestasi pencak silat ini, baginya, tidak hanya karena kurangnya pembinaan tetapi minimnya semangat, daya juang dan mental juara.
Di akhir sesi, peserta pesilat tapak suci UMJ mendapatkan panduan dan teknik pada workshop berupa metode pelatihan fisik dan mental untuk menjadi juara pencak silat di bawah bimbingan Rony Syaifullah dan metode pelatihan teknik untuk menjadi juara pencak silat dibimbing oleh Abas Akbar.