Kamis 17 Feb 2022 10:15 WIB

Universitas Mercu Buana-Pemkab Lebak Bina Pengelola BUMDes

Pengelola BUMDes se-Lebak mendapatkan pembinaan.

Program Studi Magister Akuntasi Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta bersama Pemkab Lebak menggelar Webinar  Program Pengabdian Kepada Masyarakat, Rabu (16/2/2022).
Foto: dok umb
Program Studi Magister Akuntasi Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta bersama Pemkab Lebak menggelar Webinar Program Pengabdian Kepada Masyarakat, Rabu (16/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Program Studi Magister Akuntansi Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta menyelenggarakan Webinar Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Kali ini, program PKM digelar bersama Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten dengan tema “Inklusivitas Keuangan Digital Dalam Rangka Mendorong Revitalisasi BUMDes”, Rabu (16/2/2022).

Adapun peserta Webinar PKM ini adalah para pengelola BUMDes serta aparat desa se-Kabupaten Lebak. Acara ini dibuka oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Babay Imroni, dilanjutkan sambutan dari Kepala Biro Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Publikasi Universitas Mercu Buana Dr Sawarni Hasibuan.

Baca Juga

Dalam sambutannya, Babay Imroni berharap agar BUMDes di Kabupaten Lebak dapat maju hingga mampu berkontribusi kepada pemerintah, memperluas lapangan pekerjaan dan menaikkan Indeks Desa Membangun. Kegiatan tersebur menghadirkan lima narasumber.

Yakni, Dr Sofie Suryasnia sebagai Narasumber utama didampingi narasumber pendukung yaitu: Dr Muharsyah, Dr Ratna Mappanyukki, Dr Agustin Fadjarenie, dan Dr Waluyo.

Sofie Suryasnia adalah trainer pada Sekolah Ekspor & Impor, Praktisi Perbankan serta Pengusaha Bidang Makanan. Pada paparannya, Sofie menjelaskan, BUMDes menghadapi tantangan dalam era teknologi digital ini, sehingga perlu bertransformasi dengan cepat.

"Teknologi dapat membantu menghemat waktu, tenaga serta biaya agar hasilnya optimal, selain itu juga membuka peluang bagi BUMDes untuk mendapatkan akses pasar yang lebih luas melalui  data base yang tersedia secara elektronik," kata Sofie.

Pendapat senada disampaikan Dr Muharsyah. Dia menilai bahwa proses adaptasi transformasi teknologi yang cepat membantu BUMDes untuk mencapai kinerja yang optimal.

Untuk mencapai kinerja optimal ini, Dr Ratna Mappanyukki menyatakan, masih terdapat tantangan yang dihadapi oleh  BUMDes, yaitu masalah pencatatan keuangan yang masih tidak “bankable” serta kurang akuntabel untuk dapat dibiayai oleh Bank, sehingga pemanfaatan teknologi keuangan menjadi syarat mutlak.

Dr Agustin Fadjarenie menjelaskan bahwa pemanfaatan teknologi keuangan telah dilakukan perbankan  saat ini, dengan memberikan kemudahan layanan keuangan berbasis teknologi yang mudah diakses dan dijangkau. Sehingga diharapkan dapat mendorong revitalisasi usaha BUMDes yang sempat menurun akibat Pandemi Covid 19.

"Penguatan akses teknologi keuangan digital ini akan membantu membangun BUMDes untuk berkontribusi dalam pembangunan desa masing-masing," kata Dr Waluyo menutup paparannya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement