Ahad 23 Jan 2022 15:12 WIB

Kemendikbudristek Dorong Guru untuk Terus Belajar

Salah satu tujuan program Merdeka Belajar adalah untuk mendukung guru semakin mandiri

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Gita Amanda
Seorang guru mengajar siswa dan siswi pada pembelajaran tatap muka (PTM), (ilustrasi). Lewat program Merdeka Belajar guru didorong untuk terus belajar.
Foto: ANTARA/Abriawan Abhe
Seorang guru mengajar siswa dan siswi pada pembelajaran tatap muka (PTM), (ilustrasi). Lewat program Merdeka Belajar guru didorong untuk terus belajar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Praptono, menyatakan salah satu tujuan program Merdeka Belajar adalah untuk mendukung guru semakin mandiri. Lewat program itu pula, guru didorong untuk terus belajar.

"Artinya, para guru didorong untuk punya kesadaran dan tanggung jawab untuk terus belajar. Jadi, Merdeka Belajar itu dari sisi guru merdeka mengajar, dan dari sisi anak merdeka belajar," ungkap Praptono dalam siaran pers, Ahad (23/1/2022).

Baca Juga

Salah satu bagian dari program itu adalah Program Guru Penggerak (PGP). Praptono menjelaskan, sejak awal respons para guru Indonesia terhadap PGP tumbuh dengan baik. Menurut Praptono, mulanya mereka tidak tahu apa yang akan didapatkan dari program tersebut, tapi para guru berniat melakukan perubahan untuk melakukan transformasi pendidikan.

"Mereka benar-benar berangkat dari niat tulus melakukan perubahan, meningkatkan profesionalisme dan kompetensi, sehingga terjadilah transformasi pendidikan. Maka Kemendikbudristek mengajak para guru hebat Indonesia mengambil bagian dalam transformasi pendidikan lewat PGP," kata Praptono.

Praptono mengatakan, respons yang baik itu juga terlihat dari jumlah pendaftar calon guru penggerak angkatan kelima. Dia menerangkan, pihaknya hanya akan merekrut 8.000 calon guru penggerak dari 100 ribu pendaftar yang berasal dari 160 kabupaten/kota. Dia berharap tren positif itu bisa dijaga dengan baik.

"Sehingga semakin banyak guru-guru yang bisa kita siapkan jadi agen perubahan. Kalau gurunya hebat, kepala sekolahnya hebat, pasti pembelajarannya bisa semakin baik," tutur Praptono.

Sementara itu, berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia pada 2021 kepada 983 responden, respons mereka menyambut PGP dengan positif. Sebanyak 99,9 persen guru, akumulasi dari 68,5 persen sangat setuju dan 31,4 persen setuju, menilai PGP berhasil membuat para guru memiliki kemampuan untuk berinovasi.

Peneliti Senior Direktur Riset Indikator Politik Indonesia, Adam Kamil, menerangkan survei menemukan para responden merasakan beragam manfaat program baik bagi individu guru dan sekolah. Selain itu, dari sana juga responden merasakan program tersebut efektif meningkatkan kapasitas kepemimpinan.

"Aspek administrasi dan sistem informasi PGP secara umum dinilai sudah baik. Hampir semua setuju atau sangat setuju, informasi tentang Guru Penggerak mudah diperoleh dan dipahami, sistem pendaftaran dan seleksi mudah dilakukan, persyaratan bagi pendaftar mengakomodasi minat pendaftar, dan durasi pendidikan sudah sesuai," kata Adam.

Platform Guru Belajar dan Berbagi juga dinilai sangat bermanfaat dan memudahkan kolaborasi menggelar pembelajaran. Sebanyak 68,5 persen responden sangat setuju dan 31,4 persen setuju PGP berhasil meningkatkan kemampuan guru berinovasi. Sebanyak 68,3 persen sangat setuju dan 31,5 persen responden setuju Guru Penggerak berdampak baik bagi diri pribadi, murid, dan sekolah.

Kemudian sebanyak 61,4 persen responden setuju dan 38,1 persen sangat setuju PGP sukses menghasilkan pemimpin pembelajaran yang berpola pikir Merdeka Belajar dan berpihak pada murid. Lalu, sebanyak 57 persen responden sangat setuju dan 42,8 persen setuju para calon guru penggerak telah berhasil menularkan praktik baik yang dipelajari selama mengikuti program Guru Penggerak pada guru-guru lainnya.

Para guru juga menyambut penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dari survei itu didapatkan, rata-rata di atas 44 persen penyederhanaan RPP itu berdampak baik bagi para guru. Guru menilai penyederhanaan RPP mengurangi beban administrasi dan memberi keleluasaan.

"Sehingga mereka lebih inovatif menyusun materi ajar. Dampaknya, para murid bisa belajar lebih kontekstual, lebih kreatif, dan lebih tertarik kepada materi," kata Adam.

Adam kemudian menyarankan Kemendikbudristek untuk terus konsisten meningkatkan kapasitas guru, karena melihat antusiasme besar para guru. Menurut dia, kombinasi program-program itu juga dinilai sudah cukup komplet dan harus terus dijaga mutunya.

"Sehingga ketersediaan guru yang cepat beradaptasi terhadap perubahan juga tetap terjaga," saran Adam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement