Kamis 24 Jun 2021 07:15 WIB

Indonesia Dorong Tempe Jadi Warisan Budaya

Promosi tempe sebagai pangan asal Indonesia dinilai sangat strategis.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pengunjung mengamati seni instalasi berjudul Kapang Tempe Mendol Goreng karya seniman Jamaluddin yang dipajang dalam pameran bertajuk Dinner Party-Senitorium X di Aula Dewan Kesenian Malang, Jawa Timur, Kamis (25/3/2021). Pameran yang berlangsung selama enam hari tersebut menampilkan puluhan karya lukisan dan seni instalasi dari tujuh seniman dengan tema kritik sosial terhadap budaya pangan masyarakat.
Foto: ANTARA/ari bowo sucipto
Pengunjung mengamati seni instalasi berjudul Kapang Tempe Mendol Goreng karya seniman Jamaluddin yang dipajang dalam pameran bertajuk Dinner Party-Senitorium X di Aula Dewan Kesenian Malang, Jawa Timur, Kamis (25/3/2021). Pameran yang berlangsung selama enam hari tersebut menampilkan puluhan karya lukisan dan seni instalasi dari tujuh seniman dengan tema kritik sosial terhadap budaya pangan masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi, mengunjungi lokasi industri tempe yang dikembangkan warga asal Indonesia, Rustono. Melalui produksi tempe di Jepang ini, Atdikbud mendorong agar tempe sebagai pangan asal Indonesia menjadi Warisan Budaya Dunia.

"Promosi tempe sebagai pangan asal Indonesia menjadi sangat strategis mengingat tempe merupakan warisan budaya nasional. Oleh Forum Tempe Indonesia (FTI), Pergizi Pangan Indonesia dan Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) diusulkan menjadi warisan budaya dunia di UNESCO," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Yusli Wardianto, dalam keterangannya, Rabu (23/6).

Sebagai ajang promosi tempe di kancah Internasional, lanjut Yusli, KBRI akan menggelar budaya kuliner tempe bekerja sama dengan FTI. Rencananya, kegiatan ini akan digelar setelah pandemi di Jepang mereda.

"Bila Jepang sudah mereda pandemi Covid-19 nya dan sudah mulai di buka bebas, KBRI Tokyo bekerja sama dengan FTI akan menggelar acara budaya kuliner tempe dengan mengundang juru masak terbaik Jepang dan Indonesia," ujar Yusli.

Sementara itu, Dubes Heri mengapresiasi kerja keras Rustono yang telah membuat tempe Indonesia mendunia. Ia pun berpesan agar kualitas dan kuantitas tempe dipertahankan. Ia menegaskan, KBRI akan terus mendukung upaya promosi tempe agar menjadi kesukaan masyarakat Jepang.

Heri menambahkan Jepang sendiri memiliki produk semacam minuman sehat yang mengandung bakteri probiotik. Sementara Indonesia memiliki tempe yang bergizi tinggi. "Jadi, promosi nilai dan manfaat tempe bagi kesehatan harus terus dilakukan agar menjadi makanan yang dicari dan dibutuhkan masyarakat Jepang," kata dia.

Rustono menyampaikan bahwa tempe yang dikembangkannya di Jepang dilakukan secara otodidak. Walaupun lokasi Shiga terpencil, dirinya memilih lokasi ini karena ketersediaan air bersih yang kualitasnya mendukung proses produksi tempe.

Industri tempe yang dikembangkannya berbahan kedelai non-GMO atau Non-Genetically Modified Organism. Sebagai informasi, GMO adalah teknik modifikasi DNA organisme lewat rekayasa genetika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement