Sabtu 28 Nov 2020 12:28 WIB

Pengamat: Orang Tua-Guru Harus Kerja Sama Penguatan Karakter

Institusi pertama yang membentuk karakter utama anak adalah keluarga.

Mengajarkan pendidikan karakter di rumah. Pengamat Pendidikan Prof H Mahyuni mengatakan orang tua dan guru harus bekerja sama dalam memberikan penguatan karakter anak selama pelaksanaan belajar melalui sistem dalam jaringan (daring) atau online selama pandemi Covid-19 daerah ini.
Foto: Republika.co.id
Mengajarkan pendidikan karakter di rumah. Pengamat Pendidikan Prof H Mahyuni mengatakan orang tua dan guru harus bekerja sama dalam memberikan penguatan karakter anak selama pelaksanaan belajar melalui sistem dalam jaringan (daring) atau online selama pandemi Covid-19 daerah ini.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pengamat Pendidikan Prof H Mahyuni mengatakan orang tua dan guru harus bekerja sama dalam memberikan penguatan karakter anak selama pelaksanaan belajar melalui sistem dalam jaringan (daring) atau "online" selama pandemi Covid-19 daerah ini. Pernyataan itu disampaikan menanggapi upaya daerah bersama guru dan pendidik untuk berinovasi agar penguatan karakter tetap berjalan dengan tantangan belajar melalui daring di tengah pandemi Covid-19.

"Institusi yang membentuk karakter utama anak adalah keluarga, dan guru menjadi pembentuk tahap berikutnya. Selanjutnya, masyarakat menjadi tempat verifikasi apakah karakter yang didapat dari dua tempat itu berlaku di masyarakat atau tidak," katanya kepada wartawan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat (27/11).

Baca Juga

Dia mengakui, kebijakan penerapan pendidikan jarak jauh (PJJ) melalui daring menjadi tantangan bagi guru karena kesulitan untuk melakukan pemantauan langsung. "Apalagi fungsi guru saat ini diambil oleh orang tua. Karena itu, kerja sama antara guru dan orang tua sangat penting," katanya.

Akan tetapi, lanjut Mahyuni, orang tua juga kadang bingung dalam menyampaikan pembelajaran karakter sehingga untuk saat ini tidak bisa berbicara tentang kualitas. "Untuk menjadikan orang jujur, ikhlas, terbuka dan solider menjadi hal yang tidak ringan," katanya.

Terkait dengan itu melalui PJJ, katanya, guru diharapkan mampu berinovasi dalam memberikan jargon serta ekspresi yang dapat disampaikan dan diterima para siswa kendati hal itu sulit diteladani langsung seperti ketika menyampaikan pelajaran secara tatap muka. "Saat belajar tatap muka, ada tradisi setiap mulai belajar anak biasanya mengucapkan salam kepada guru, dan berdoa bersama tapi kini terkesan menghilang. Untuk itu, kita berharap mulai sekarang saat belajar daring hal ini juga bisa tetap dilakukan sebagai bagian pendidikan karakter," katanya.

Di sisi lain, Mahyuni mengakui model belajar daring yang diterapkan saat ini kurang maksimal sebab banyak terhalang sekat-sekat yang harus dihindari. "Jadi tetap saja komunikasi secara langsung akan jauh lebih efektif. Sementara, untuk meminimalkantantangan belajar daring, orang tua perlu lebih aktif kerja sama dengan guru," katanya mengulang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement