REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggandeng perusahaan teknologi Huawei di bidang sumber daya manusia (SDM). Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) menggandeng industri untuk pengembangan bakat teknologi informasi dan komunikasi lokal.
"Saat ini ekonomi digital menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Tanah Air. Kerja sama ini sangat penting, karena berkaitan dengan kebutuhan SDM yang kompeten di bidang TIK," ujar Nizam saat penandatangan nota kesepahaman dengan Huawei di Jakarta, Jumat (24/7).
Dia menambahkan kerja sama tersebut meliputi lima area yakni pelatihan TIK bagi dosen dan mahasiswa, kompetisi TIK, program magang mahasiswa, bantuan dalam penyelenggaraan pendidikan jarak jauh, serta riset bersama bidang TIK, big data, kecerdasan buatan dan komputasi awan.
Nizam menjelaskan kerja sama itu akan berlangsung selama dua tahun. Targetnya, setidaknya 800 perguruan tinggi turut berpartisipasi dalam kerja sama itu.
"Dengan kerja sama ini, kami harap dapat meningkatkan hubungan dunia industri dan perguruan tinggi," harap dia.
Sekretaris Jenderal Ditjen Dikti Kemendikbud, Paristiyanti Nurwardani mengatakan kerja sama tersebut sangat penting dalam pengembangan sumber daya manusia Indonesia ke depannya. Pihak Huawei memperkenankan mahasiswa Indonesia untuk magang di pabrik yang tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.
"Kemudian kerja sama peningkatan kompetensi dosen. Bahkan hal itu dilakukan jauh sebelum penandatangan MoU ini," kata Paristiyanti.
Wakil Presiden Komukasi dan Umum Huawei Indonesia Qijian Ken mengatakan kerja sama itu dibutuhkan agar Indonesia dapat menjadi satu dari 10 negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada 2030. Qijian berharap dengan kerja sama yang baik dengan Kemendikbud, dapat menghasilkan SDM TIK Indonesia yang mumpuni.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
