Jumat 20 Mar 2020 11:41 WIB

KPAI Catat Peningkatan Pengaduan Soal Belajar di Rumah

Siswa mengeluhkan beratnya penugasan dari para guru

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Esthi Maharani
Kakak beradik Rakean Ahmad (kiri) dan Rahadian Ahmad (kanan) mengerjakan tugas sekolah di kediamannya di Bandung, Rabu (18/3).
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Kakak beradik Rakean Ahmad (kiri) dan Rahadian Ahmad (kanan) mengerjakan tugas sekolah di kediamannya di Bandung, Rabu (18/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat peningkatan aduan online dari siswa di seluruh daerah terkait penugasan belajar di rumah. Hingga Kamis (19/3), KPAI menerima 51 pengaduan mengeluhkan beratnya penugasan dari para guru yang harus dikerjakan dengan tenggat waktu yang sempit.

Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti mengatakan pengaduan berasal dari DKI Jakarta, Bekasi, Cirebon, dan Kuningan (Jawa Barat). Di Jawa Tengah seperti Purwokerto dan Tegal juga memberikan aduan. Aduan juga datang dari Kalimantan Barat dan Bangka Belitung.

"Pengadu dari Jakarta menceritakan bahwa gurunya memberikan tugas membuat film pendek dengan waktu hanya dua hari dan harus diupload dengan minimal mendapatkan 200 like," kata Retno menjelaskan.

Padahal, kata dia, membuat film sampai proses edit tidak mungkin dua hari. Apalagi dengan kondisi guru bidang studi lain juga memberikan berbagai tugas yang bahkan wajib di selesaikan hari itu juga.

Retno menambahkan, ada pengadu menceritakan kalau teman-temannya datang ke rumahnya karena tidak memiliki cukup kuota untuk mendengarkan pembelajaran dari gurunya.

"Akhirnya, jadi bertemu banyak orang juga, padahal niatnya merumahkan anak-anak agar tidak berkontak dengan banyak orang, yang justru terjadi malah terpaksa belajar berkelompok karena masalah kuota dan akses internet," kata dia lagi.

Pengadu lain menyampaikan anaknya sudah berada didepan laptop pukul 06.00 pagi karena ada gurunya yang akan menyampaikan tugas pada waktu tersebut. Sementara tugas-tugas lain datang kemudian dan deadlinenya pendek.

"Akibatnya sang anak bahkan tak sempat sarapan dan baru makan jam 13.00 WIB. Sang ibu khawatir hal tersebut malah menurunkan imun anaknya gegeara lelah dan telat makan," kata dia lagi.

Retno menambahkan, ada siswa yang tensinya sampai naik karena banyak tugas dan harus menggunakan telepon genggam mengerjakannya. Masalah-masalah yang muncul ini mestinya tidak terjadi. KPAI pun meminta pemangku kepentingan membangun rambu-rambu untuk guru dalam memberikan tugas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement