Senin 24 Jun 2019 16:35 WIB

Trik Agar tak Salah Pilih Sekolah Saat Daftar Online

Orang tua dan CPDB disarankan rajin memantau situs PPDB.

Siswa mendaftar seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) menggunakan komputer.
Foto: Antara/Galih Pradipta
Siswa mendaftar seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) menggunakan komputer.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tenaga kependidikan yang bertugas sebagai pengawas SMK di Posko Pelayanan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online 2019 Suku Dinas Pendidikan wilayah 1 Jakarta Timur, Rivai Siri, berbagi trik agar tidak salah memilih sekolah saat mendaftar online.

"Setelah input data, offline saja dulu jangan online, kalau online nanti terkirim. Alihkan ke offline, cek lagi benar atau tidak sekolah yang dipilih," ujar Rivai kepada Antara di posko yang bertempat di SMKN 26 Jakarta, Senin (24/6).

Baca Juga

Penting untuk memastikan sekolah sesuai dengan pilihan yang diinginkan sebab Calon Peserta Didik Baru (CPDB) tidak dapat melakukan perubahan pilihan sekolah selama masih diterima sementara di sekolah pilihan. "Kalau sudah terjadi pasrah. Bisa pindah dengan catatan SMK yang sejenis. Misalnya SMKN 26 teknologi, SMKN 48 bisnis manajemen, tidak bisa," kata Rivai.

"SMA sesama SMA masih bisa dengan catatan ada tempat, dan baru boleh pindah di semester dua," kata dia.

Rivai juga membantah persepsi orang tua yang beranggapan kecepatan dalam mendaftar akan memperbesar peluang anak diterima di sebuah sekolah. "Orang tua yang beranggapan mendaftar pagi-pagi hari pasti diterima, itu tidak benar karena otomatis tergeser kalau nilainya pas-pasan," kata dia.

Rivai menyarankan agar orang tua dan CPDB rajin memantau situs PPDB. Dia bahkan menyarankan untuk mendaftar di hari terakhir.

"Karena sudah kelihatan nilai-nilai yang lain, jadi bisa yakin masuk ke sekolah yang dipilih," ujar Rivai.

Bagi mereka yang tidak lolos pada tahap pertama nonzonasi, dapat mengikuti tahap dua nonzonasi pada 2-4 Juli. Ada pula tahap tiga nonzonasi yang akan berlangsung pada 8-10 Juli.

"Ikut pendaftaran tahap kedua, dengan catatan masih ada tempat di sekolah yang diinginkan, kalau nggak ada tempat nggak bisa," kata Rivai.

Kepala Seksi Pendidikan Menengah Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur wilayah 1, Ipung Agustina, menilai sistem zonasi dalam PPDB memberikan maanfaat positif bagi dunia pendidikan. "Orang berbondong-bondong ke sekolah favorit yang tidak favorit menerima 'sisa' siswa, dengan zonasi sekolah akan terima rata siswa," ujar Ipung kepada Antara ditemui di kantor suku dinas pendidikan Jakarta Timur, Senin.

Hal ini, menurut dia penting untuk mewujudkan pemerataan kualitas pendidikan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement