Rabu 12 Jun 2019 15:00 WIB

Habibie Resmikan Gedung Sekolah El Fitra

Habibie berpesan agar orang tua tetap mendampingi anak dalam pendidikan di sekolah.

Presiden ketiga RI BJ Habibie memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan tertutup dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (24/5/2019).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Presiden ketiga RI BJ Habibie memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan tertutup dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (24/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Presiden Republik Indlnesia Ketiga, BJ Habibie meresmikan gedung Sekolah Dasar El Fitra Islamic Scientic School di Jalan Cibodas Raya, Kota Bandung, Rabu (12/6). Sekolah ini berada di bawah naungan Yayasan Rumah Yatim.

Direktur Unit Pendidikan El Fitra, Iwan Nurfahrudin memaparkan sekolah ini merupakan sekolah formal dengan kurikulum khas di bidang sains dan teknologi. Serta didampingi nilai-nilai Alquran agar peserta didik dapat menjadi cendekiawan muslim yang berakhlaqul karimah.

"Gedung memang baru selesai pada 2019. Cuma untuk awal itu dari 2012 di gedung belakang untuk menunjang pembelajaran, kita kebut pada 2018 dan alhamdulillah 2019 sudah selesai," kata Iwan.

Sekolah Dasar El Fitra sudah memiliki 483 orang siswa. Sejumlah sarana prasarana dilengkapi untuk mendukung pembelajaran para murid.

"Kami mengharapkan dapat mencetak siswa berprestasi dan juga unggul, agar anak memiliki kemandirian dan karakter kuat untuk memajukan nusa dan bangsa," kata Iwan.

Dia mengaku sekolah sengaja memilih sosok Habibie untuk bisa meresmikan gedung. Tidak hanya itu, Habibie juga memberikan wejangan untuk pihak sekolah, murid dan orang tua murid tentang bagaimana pendidikan agama dan sains berjalan beriringan.

"Dengan hadirnya Pak Habibie semoga bisa jadi doa dan spirit bagi kami untuk lebih baik dan lebih maju lagi kedepannya," tegas Iwan.

Dalam peresmian tersebut, Habibie memberikan wejangan untuk para tamu yang hadir. Diantaranya bagaimana peran orang tua dalam mendidik anaknya. Menurut Habibie, pembelajaran anak tidak bisa dilepaskan begitu saja pada sekolah. Orang tua sebagai guru pertama anak harus tetap mendampingi anak dalam pembelajaran baik di dalam maupun di luar sekolah.

"Untuk itu yayasan kumpulkan orang tua dan pihak sekolah, kepala sekolah, guru-gurunya untuk mempelajari bagaimana anak-anak berbakat di sekolah ini," kata Habibie.

Habibie menganalogikan anak adalah perangkat keras yang siap menerima berbagai macam asupan. Nantinya, anak bisa memproses asupan tersebut dalam perangkat lunak dengan dukungan dari orang tua dan pengajar.

"Sekolah memiliki tugasnya untuk mengembangkan kualitas hidup manusia. Tentunya haruus ada peran orang tua. Agar sumber daya manusia bisa siap menghadapi tidak hanya di lingkungan sekitar tapi juga di seluruh dunia," tegas Habibie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement