Jumat 07 Jun 2019 02:26 WIB

Mendikbud: Prioritas Pembangunan Sekolah Baru untuk SMK

Mendikbud mengatakan saat ini, jumlah SMK mencapai 14.000-an.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (kanan) didampingi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (kiri) melihat proses pembuatan kue yang dibuat oleh siswa SMKN 9 Bandung saat kunjungan kerja di Kota Bandung, Kamis (21/2).
Foto: Abdan Syakura
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (kanan) didampingi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (kiri) melihat proses pembuatan kue yang dibuat oleh siswa SMKN 9 Bandung saat kunjungan kerja di Kota Bandung, Kamis (21/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan prioritas pembangunan sekolah baru untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). "Saat ini, jumlah SMK mencapai 14.000-an, kami harapkan bisa meningkat lagi jumlah SMK," ujarnya di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Sedangkan untuk Sekolah Dasar (SD) akan dilakukan penggabungan, karena jumlah siswa SD yang semakin sedikit. Untuk SMP dan SMA juga ditingkatkan jumlah sekolahnya, tetapi lebih sedikit dibandingkan SMK.

Baca Juga

"Tahun ini rencananya bangun sekitar 1.000 sekolah baru. Untuk pembangunan sekolah baru dibawah Kementerian Perumahan Rakyat dan Pekerjaan Umum (PUPR)," tambah dia.

Selain itu, 280 SMK yang tersebar di berbagai wilayah Tanah Air akan direvitalisasi. Kemendikbud meminta daerah untuk membantu revitalisasi.

Muhadjir mengatakan, setiap satu sekolah yang direvitalisasi membutuhkan dana Rp10 miliar hingga Rp 11 miliar. Untuk revitalisasi 280 SMK itu, membutuhkan anggaran mencapai Rp 2,8 triliun dengan asumsi satu sekolah memakan biaya Rp10 miiar.

Namun, ada juga revitalisasi di beberapa SMK yang biayanya kurang dari Rp10 miliar. Salah satunya revitalisasi SMK di wilayah Semarang, Jawa Tengah, yang menghabiskan biaya revitalisasi sebesar Rp7 miliar. Sejak 2017, ada 2.300 SMK yang sudah direvitalisasi dari total 13.000 SMK di Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement