Kamis 28 Mar 2019 09:49 WIB

KPAI: Siswa Sawer Terhadap Guru Minta Maaf dan Menangis

KPAI mengatakan siswa yang menyawer gurunya tidak mendapatkan sanksi dari sekolah.

Rep: Mabruroh/ Red: Ratna Puspita
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengatakan sekelompok siswa yang berjoget sembari menyawer gurunya telah meminta maaf. KPAI juga mengatakan para siswa mengaku menyesal dan menangis.

“Para siswa menyesali perbuatannya, menangis dan meminta maaf. Anak-anak tersebut tertekan dan merasa malu serta khawatir ada stigma negatif terhadap mereka,” kata Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (28/3).

Baca Juga

Retno mengatakan KPAI mengetahui hal tersebut setelah menyambangi sekolah untuk meminta penjelasan. Ia menerangkan pihak sekolah kooperatif dan terbuka dengan permasalahan tersebut.

Bahkan, ia mengatakan, sekolah juga telah memanggil para siswa beserta orang tua mereka untuk membicarakan perilaku yang tidak patut dilakukan murid kepada pendidik.  Dalam pertemuan yang dilakukan pihak sekolah, para siswa mengaku menyesal bahkan sampai menangis.

Retno menambahkan pihak sekolah menerima penyesalan dan permintaan maaf para siswa sehingga tidak memberikan sanksi kepada mereka. Selain itu, ia mengatakan, para siswa berjanji tidak lagi mengulangi perbuatannya.

Alasan lainnya, Retno mengatakan, para siswa merupakan murid kelas tiga yang sebentar lagi akan mengikuti ujian nasional. “Mereka siswa kelas IX SMP yang sebentar lagi akan mengikuti ujian kelulusan dan juga Ujian Nasional,” kata Retno. 

Di sisi lain, ia mengatakan, pihak sekolah tetap menerima sanksi dari Suku Dinas Pendidikan Jakarta Utara. Sekolah dianggap lalai dalam dituntut untuk memperbaiki tata kelola sekolah agar lebih baik.

“Pihak sekolah mendapatkan sanksi teguran dari pihak Sudin Pendidikan Jakarta Utara wilayah 2 dan dituntut untuk melakukan tata kelola sekolah lebih baik dan professional. Pihak sekolah cukup kooperatif,” jelas Retno.

Aksi siswa berjoget sembari menyawer gurunya menjadi perbincangan atau viral di media sosial. KPAI juga mendapatkan laporan dari masyarakat terkait peristiwa yang diduga terjadi di SMP Maha Prajna, Cilincing, Jakarta Utara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement