Kamis 28 Feb 2019 17:48 WIB

Dispendik Surabaya Gelar Sosialisasi Aplikasi UNBK

Pelaksanaan 100 persen UNBK di Kota Surabaya telah berjalan tiga tahun.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Peserta mengerjakan soal Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) / Ilustrasi
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Peserta mengerjakan soal Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya menggelar sosialisasi dan pelatihan aplikasi UNBK di Gedung Convention Hall Jalan Arif Rahman Hakim, Surabaya, Kamis (28/2). Sosialisasi diberikan kepada kepala sekolah, proktor, dan teknisi jenjang SMP/MTs, PKBM Kejar Paket B dan C, serta Pondok Pesantren se-Kota Surabaya.

Kepala Dispendik Kota Surabaya Ikhsan mengatakan, kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini selalu dilakukan tiap tahun, mengingat pelaksanaan 100 persen UNBK di Kota Surabaya telah berjalan tiga tahun. “UNBK tahun ini mudah-mudahan lancar. Kegiatan ini untuk mengecek kembali, untuk refresh,” kata Ikhsan.

Ikhsan berharap, seluruh peserta sosialisasi dan pelatihan dapat belajar bersama. Terutama untuk mengetahui titik-titik mana yang rawan saat pelaksanaan UNBK. Dia juga mengingatkan,  bila nantinya ditemui kendala, bisa lapor ke sub rayon masing-masing untuk meminta bantuan atau melapor ke posko UNBK.

“Mumpung waktunya masih agak panjang, silakan semua membuat ceklis mana-mana yang menjadi perhatian,” ujar Ikhsan.

Kabid Penilaian Nonakademik Puspendik Kemendikbud Giri S. Hamiseno menjelaskan, total peserta UNBK tahun pelajaran 2018/2019 berjumlah hampir 7,5 juta se-Indonesia. Secara lembaga, angkanya mencapai 90 persen lebih.

Menurut dia, UNBK memiliki aspek positif, yaitu lebih efektif dan efisien dari segi waktu, tenaga, sumber daya manusia (SDM), dan anggaran. Soal-soal juga dirancang sedemikian rupa secara acak dan terenkripsi, sehingga sulit sekali untuk dibocorkan sebelum pelaksanaan ujian.

“Dengan UNBK, nilai UN semakin menggambarkan realita capaian kompetensi siswa sebenarnya dan dapat dijadikan dasar pemetaan mutu pendidikan,” ujarnya.

Giri menyatakan, sebagai upaya memperlancar UNBK, salah satunya dengan melibatkan tim helpdesk kabupaten/kota dan provinsi secara optimal. Yakni untuk membantu proktor dan teknisi sekolah yang mengalami kesulitan teknis saat ujian. Selain itu, pihaknya juga menyempurnakan aplikasi agar pengoperasiannya lebih user friendly.

“Untuk soal-soal ujian nasional akan terdiri atas tiga level, yaitu pemahaman untuk level pertama, aplikasi untuk level kedua, dan level ketiga adalah penalaran atau soal HOTS. Soal HOTS sekitar 10-15 persen,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement