Kamis 14 Mar 2019 22:54 WIB

Mendikbud Apresiasi Usulan E-Sport Masuk Kurikulum

Saat ini e-sport memang sedang digandrungi anak-anak muda.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Esthi Maharani
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy saat berbincang dengan wartawan di Gedung Kemendikbud, Jakarta pada Rabu (30/1).
Foto: Republika/Gumanti Awaliyah
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy saat berbincang dengan wartawan di Gedung Kemendikbud, Jakarta pada Rabu (30/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyambut baik usulan Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) soal masuknya e-sport ke dalam kurikulum sekolah. Menurut Muhadjir, saat ini e-sport memang sedang digandrungi anak-anak muda.

"Menurut saya itu usulan yang bagus," kata Muhadjir pada Republika, Kamis (14/3).

Meskipun demikian, ia mengakui belum ada pembahasan lebih lanjut soal rencana memasukan e-sport ke dalam kurikulum sekolah ini. Ia mengatakan, pembahasan tersebut hanya masalah waktu.

"Sejauh ini belum ada pembahasan. Itu soal waktu saja. Toh, anak-anak juga sudah mulai ada yang mengasyiki e-sport," kata Muhadjir.

Sebelumnya, Menpora Imam Nahrawi mengusulkan agar e-sport menjadi bagian dalam kurikulum di sekolah. Imam menilai, e-sport bukanlah sekadar permainan video namun juga melatih fisik.

Selain itu, e-sport juga dinilai dapat melatih mental pemain. E-sport juga dinilai bisa melatih konsentrasi karena para pemain ditutntut untuk memiliki konsentrasi tinggi selama memainkan permainan.

Sementara itu, pengamat pendidikan mempertanyakan rencana dimasukannya e-sport ke dalam kurikulum sekolah. Usulan tersebut, harus diperhitungkan dengan matang dan dibahas secara detail mengenai bagaiamana akan diterapkan dalam kurikulum.

"Kalau bicara soal proses belajar mengajar, porsinya seberapa dibandingkan dengan yang bukan e-sport, lalu pada usia berapakah itu diperkenalkan, apakah SD atau untuk siswa menengah, apakah menjadi mata pelajaran, atau pada anak-anak tertentu yang kebetulan punya minat. Itu harus diperhitungkan," kata Psikolog dan praktisi pendidikan, Najeela Shihab pada Republika beberapa waktu lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement