Jumat 15 Feb 2019 09:16 WIB

Pramuka SMPIT Nurul Fikri Santuni Warga Kampung Pasir Kaung

Penggalangan dana berhasil mengumpulkan Rp 10,5 juta dan 130 paket sembako.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR --  Sebanyak 131 peserta mengikuti kegiatan Kemah Pandu Mandiri 2019 Pramuka kelas 8 SMP Islam Terpadu (SMPIT) Nurul Fikri Kota Depok. Kegiatan itu dilaksanakan selama dua hari, 14-15 Fabruari 2019.

Kemah Pandu Mandiri yang dilaksanakan di Kampung Pasir Kaung, Desa Gunung Bunder II, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, diawali dengan pembukaan bakti sosial.

SMPIT Nurul Fikri bekerja sama dengan komite sekolah melakukan  penggalangan dana. Hasilnya sebesar Rp10,5 juta  dan 130 paket sembako. Seluruhnya sudah disalurkan kepada masyarakat setempat.

"Kami memberikan bantuan sembako dan santunan ke anak yatim dan janda. Kemudian kami  juga melakukan  bersih-bersih pondok pesantren, majelis taklim, masjid, dan lembaga-lembaga sosial di Kampung Pasir Kaung," kata Junaedi, ketua panitia Kemah Pandu Mandiri SMPIT Nurul Fikri, melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (14/2).

photo
Pramuka SMPIT Nurul Fikri mengikuti kegiatan Kemah Pandu Mandiri 2019.

Kegiatan bakti sosial ini bertujuan untuk membiasakan para anak didik SMPIT Nurul Fikri berinteraksi dengan orang sekitar. "Hablumminannas. Dasa Darma Pramuka nomor dua adalah  cinta alam dan kasih sayang sesama manusia," tambah Junaedi.

Usai bakti sosial acara dilanjutkan dengan kegiatan lainnya seperti membuat solo bivak, muhasabah dan sebagainya. "Mereka sudah dibekali di sekolah oleh kakak pembina. Jadi  tinggal dipraktikkan disini. Nanti anak-anak akan tidur masing-masing. Jaraknya sekitar  tiga meter pakai ponco, paginya ada jelajah alam," terang Junaedi.

Kegiatan Kemah Pandu Mandiri ini diikuti 22 kakak pembina dan ditambah delapan orang tenaga medis. Ini merupakan pramuka terpadu pertama yang dilakukan oleh SMPIT Nurul Fikri dengan konsep bakti sosial dengan tujuan memunculkan jiwa sosial dan kemandirian para siswa.

"Insya Allah anak-anak nantinya peka terhadap lingkungan sekitar dan terbiasa juga dengan kehidupan di kampung yang sangat sederhana. Artinya bisa berbagi dan terbiasa berbagi. Alhamdulillah, bagi siswa Nurul Fikri, berbagi itu sudah terbiasa. Misalnya infak maupun yang lainnya," tutupnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement