Kamis 03 Jan 2019 21:34 WIB

Mendikbud: Orang Radikal tak Bisa Hidup dalam Kemajemukan

Pemahaman radikal juga dilatarbelakangi oleh sistem pengkaderan yang tertutup

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy menilai paham radikal disebabkan tidak bisanya individu menerima keberagaman yang ada di luar dari dirinya. Hal itu disampaikan Muhadjir saat menyampaikan pidato dalam pelantikan pengurus pusat Ikatan Pemuda Muhammadiyah (IPM) di Gedung Dakwah Muhammadiyah pada Kamis (3/1).

“Tak bisa hidup di suasana kemajemukan. Karena sudah nyaman jika seragamnya sama. Tapi sebetulnya masuk dalam comfort zone, pandangan kita menyempit dan itulah yang menjadikan pandangan kita neokonservatif dan juga radikal, tidak memahami di luar itu begitu beragamnya,” tutur Muhadjir.

Lebih lanjut Muhadjir menjelaskan pemahaman radikal juga dilatarbelakangi oleh sistem pengkaderan dalam sebuah organisasi yang tak terbuka luas dan pemberian pemahaman secara utuh. Sebab itu, Muhadjir berharap kepengurusan IPM yang baru dapat meneruskan perjuangan kepengurusan sebelumnya dalam mendakwahkan Islam.

Muhadjir juga mengingatkam agar pelajar Muhammadiyah bersungguh-sungguh meningkatkan kualitas diri agar mampu bersaing di erau revolusi industri 4.0 dan menuju 5.0.

“Kembali lagi belajar, belajar. Fokus dan sesuaikan kapasitas waktunya, pandai dan melakukan membagi kewenangan. Semuanya harus bisa membagi kewenangan,” katanya.

Sementara itu Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengingatkan para pelajar Muhammadiyah untuk bersiap diri menghadapi perubahan zaman. Menurut Haedar, tantangan pelajar Muhammadiyah kedepannya  akan semakin berat. Ia berharap pelajar Muhammadiyah harus mampu bersaing ditengah riset-riset sejumlah negara untuk pengembangan revolusi industri 4.0 menuju industri 5.0 dan 6.0.

"Masalah dan tantangan di hadapan anda jauh lebih kompleks dan berat dari pada masa kami. Karena itu jadilah generasi terpelajar Muhammadiyah yang berkemajuan," kata Haedar.

Karena itu, Haedar pun mendorong para pelajar Muhammadiyah untuk terus mentradisikan belajar dan membaca. Selain itu, dia juga mengingatkan agar pelajar Muhammadiyah juga memiliki karakter, berakhlak mulia. Haedar juga berharap para pelajar Muhammadiyah dapat berkontribusi memberikan manfaat untuk umat dan bangsa.

"Perubahan zaman apapun tak boleh meluluhkan karakter pelajar Muhammadiyah yang berakhlakul Karimah, jujur, terpercaya, rendah hati," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement