Jumat 14 Dec 2018 15:11 WIB

Zonasi Jadi Strategi Pemerataan Pendidikan Kemendikbud

Salah satu fokusnya adalah pembenahan fasilitas sekolah.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Muhammad Hafil
Sejumlah calon peserta didik bersama orang tuanya mengikuti proses verifikasi berkas administrasi akademik dan non akademik di SMA Negeri 1 Ungaran, Kabupaten Semarang (Ilustrasi).
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Sejumlah calon peserta didik bersama orang tuanya mengikuti proses verifikasi berkas administrasi akademik dan non akademik di SMA Negeri 1 Ungaran, Kabupaten Semarang (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ingin fokus kepada zonasi sekolah pada tahun-tahun mendatang. Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Kemendikbud, Hamid Muhammad zonasi adalah strategi untuk meratakan kualitas pendidikan di Indonesia.

"Strateginya itu zonasi. Jadi pemerataan kualitas pendidikan itu strateginya menggunakan zonasi. Kita tidak mumgkin memahami semuanya tanpa ada strategi. Kita akan fokus perzona mana yang akan kita benahi," kata Hamid, usai acara Apresiasi Siswa Berprestasi, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Jumat (14/12).

Ia menjelaskan, tiga hal yang ingin ditingkatkan kualitasnya pertama adalah meningkatkan kualitas pembelajaran dan kompetensi siswa. Semua hal yang menunjang peningkatan kualitas pembelajaran seperti ketersediaan dan kompetensi guru juga ingin diperbaiki.

Fokus kedua adalah kualitas kepemimpinan kepala sekolah. Selanjutnya, fokus yang ketiga adalah pembenahan fasilitas sekolah yang masih belum lengkap ataupun rusak di sekolah-sekolah yang ada di seluruh Indonesia.

"Jadi kalau masalah guru dan fasilitas ini tadi diselesaikan, harapannya akan ada peningkatan kualitas pembelajaran dan kompetensi siswa," kata Hamid menjelaskan.

Berdasarkan data akreditasi sekolah, masih banyak yang di bawah peringkat akreditasi B. Menurut Hamid, dirinya ingin memperbanyak sekolah berakreditasi A dengan memenuhi kekurangan di tiap sekolah sehingga semuanya memiliki standar yang sama.

Melalui zonasi, pembetulan di berbagai sekolah dapat lebih mudah karena dapat berfokus pada kebutuhan di masing-masing daerah. "Kalau kita enggak punyya strategi, mau semuanya sekolah di Indonesia langsung diperbaiki ya tidak mungkin," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement