Rabu 28 Nov 2018 16:15 WIB

Pendidikan Pancasila untuk Milenial Butuh Kajian Mendalam

Pemuda saat ini berbeda jauh dengan pemuda zaman dulu.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Muhammad Hafil
Mural lambang Garuda Pancasila.
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Mural lambang Garuda Pancasila.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penulis buku Milennial Nusantara Hasanuddin Ali menilai, nilai-nilai luhur Pancasila penting diajarkan kepada generasi milenial. Kendati begitu menurut dia bukan berarti wacana pemerintah untuk mengembalikan mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) tepat. Karena, pemuda yang hidup saat ini berbeda jauh dengan pemuda zaman dulu.

"Pendidikan pancasila itu perlu untuk anak muda, apalagi jika kita melihat kondisi sekarang potensi radikalisme itu tinggi. Tapi apakah bentuknya akan seperti PMP dulu yang belajarnya hanya satu arah? itu perlu dikaji lagi," kata Hasanuddin kepada Republika.co.id, Rabu (28/11).

CEO Alvara Research Centre ini menyarankan agar pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menghadirkan bentuk lain yang kekinian dari pendidikan Pancasila. Misalnya materi ajarnya dikombinasikan dengan permasalahan konkret saat ini seperti berkaitan dengan internet, sosial media dan platform digital lain yang sesuai dengan karakter generasi milenial.

Selain itu, dia meminta agar metode pembelajaran didesain dua arah atau lebih. Sehingga secara tidak langung, nilai luhur Pancasila seperti bermusyawarah, menerima perbedaan, toleransi telah diterapkan dan dilatihkan kepada siswa.

"Jadi jangan lagi hanya mengajarkan hafalan seperti PMP dulu, harus lebih pada pemberian contoh konkret pancasila dan memanfaatkan media internet dan lain-lain," jelas dia.

Pada dasarnya, kata Hasanuddin, semangat nasionalisme anak muda masih sangat tinggi. Untuk itu, Kemendikbud mesti merancang pola ajar dan materi ajar Pancasila yang bisa semakin memperkuat rasa nasionalisme pemuda Indonesia.

Diketahui, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana memunculkan kembali pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Menurut Mendikbud, Muhadjir Effendy saat ini PMP sedang dalam pengkajian dan perlu ada hal yang diperbarui dari mata pelajaran tersebut.

"Kalau jadi tentu pendekatan, strategi, metode maupun isinya tentu sudah diperbaharui," kata Muhadjir.

Kemendikbud berpendapat PMP penting karena isu-isu mengenai PKI ataupun radikalisme yang terus muncul di masyarakat. Muhadjir pun menuturkan, mestinya pelajaran ini diberikan untuk semua jenjang pendidikan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement