Selasa 27 Nov 2018 12:18 WIB

Kemendikbud Gelar Simposium Petakan Revolusi Industri 4.0

Simposium untuk memetakan kekuatan dan posisi dari sektor pendidikan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom) akan menggelar International Symposium on Open, Distance and E-Learning (Isodel) pada 3-5 Desember 2018 di Bali.  Kegiatan dengan tema Making Education 4.0 for Indonesia, simposium tahunan itu dijadwalkan akan dibuka oleh Mendikbud Muhadjir Effendy.

"Kita hidup di global village, di mana apabila ada kejadian di Tiongkok, Eropa, Amerika, atau Afrika maka imbasnya akan sampai ke Indonesia. Jadi kita harus mengikuti perkembangan di dunia ini. Yang sedang tren saat ini dan sudah disinggung dalam World Education Forum, yaitu Revolusi Industri 4.0," kata Kepala Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan (Pustekkom) Kemendikbud, Gogot Suharwoto, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (27/11).

Terlebih, Presiden RI Joko Widodo sudah mencanangkan tahun ini sebagai tahun "Making Indonesia 4.0" sehingga menurut Gogot, saat ini merupakan saat yang tepat bagi Kemendikbud untuk memetakan kekuatan dan posisi dari sektor pendidikan dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0.

Ia menjelaskan konsep pelaksanaan Isodel tahun ini menggabungkan tiga format acara menjadi satu kesatuan, yakni simposium sebagai ajang para pakar dan praktisi TIK pendidikan dan kebudayaan berbagi ilmu, ide dan gagasan.

Selain itu, lokakarya sebagai ajang para peserta mendalami lebih detail tentang keahlian dan kompetensi TIK yang diperlukan dalam menyambut era Revolusi Industri 4.0. Selain itu, ajang pameran untuk menampilkan solusi teknologi terkini dan inovatif dari berbagai mitra Isodel.

"Isodel tahun 2018 bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi pembuat kebijakan, ilmuwan, akademisi, guru, peneliti, dan praktisi dari seluruh dunia untuk bertukar pengetahuan, ide, dan pengalaman mereka untuk mendukung transformasi pendidikan di Indonesia menuju Pendidikan 4.0," kata Gogot.

Ia merinci Isodel 2018 akan menampilkan berbagai topik dan subtopik, di antaranya Teknologi Pendidikan dalam Revolusi Industri 4.0: Big Data, Internet of Things (LoT), Kecerdasan Buatan, Teknologi Keuangan, Virtual dan Augmented Reality (VR dan AR), Games, Ruang Kelas, dan Kampus Virtual.

Selain itu, transformasi pendidikan digital, yakni mempersempit kesenjangan digital untuk menjangkau daerah terpencil yang belum terjangkau, akses terbuka, pembelajaran fleksibel, dan akses berkebutuhan khusus.

Selain itu, membangun karakter, di antaranya untuk melek digital, berpikir kritis dan pemecahan masalah, kolaborasi, komunikasi, kreativitas dan inovasi, kecakapan hidup. Topik terakhir yakni pendidikan kejuruan yang meliputi sertifikasi profesional, jaminan kualitas, integrasi pendidikan kejuruan ke industri 4.0, kompetensi dan kualifikasi. Menurut Gogot, saat ini Indonesia sedang mencari bentuk Revolusi Industri 4.0 dalam dunia pendidikan.

"Karena pengaruhnya sudah ke mana-mana tapi dunia pendidikan masih belum melakukan sesuatu yang cukup berarti. Harusnya ada sesuatu yang kita lakukan. Makanya nanti teman-teman akan lihat bagaimana setiap daerah, setiap bidang termasuk sektor swasta merespons Revolusi Industri 4.0 ini, khususnya di bidang pendidikan. Salah satu contoh paling nyata adalah 'cloud'. Kita kalau baca buku referensi di mana pun pasti Revolusi 4.0 itu yang pertama adalah teknologi cloud. Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang pesertanya 9,1 juta siswa tahun 2018 kemarin itu menggunakan teknologi cloud. Kemudian internet of things (IoT), artificial intelligence (AI), video conference, augmented reality (AR)," ujarnya.

Sebagai simposium internasional, Isodel 2018 menampilkan berbagai pembicara dan pakar bidang TIK dan pendidikan baik dalam dan luar negeri.  Sejumlah menteri dan pejabar tinggi negara yang dijadwalkan hadir untuk memberikan sambutan dan arahan, di antaranya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristek Dikti Intan Ahmad, Menteri Dalam Negeri Tjahyo Kumolo, serta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Mereka yang akan hadir sebagai pembicara kunci, antara lain Ketua Dewan TIK Nasional Dr. Ing. Ilham Akbar Habibie, MBA, Guru besar Universitas Terbuka Prof. Dr. Tian Belawati, M.Sc, Director of Education Microsoft Asia Pacific Don Carlson, Professor of Urban and Regional Planning Alabama A&M University the United States Dr. Deden Rukmana, Chair Professor of Learning Technologies and Innovation, Universitas of Bristol of Hongkong Lim Cher Ping, serta Coordinator UNESCO International Institute for Capacity Building in Africa (IICBA) Mame Omar Diop.

Isodel 2018 juga memberikan kesempatan kepada akademisi, ilmuwan, praktisi, dosen, guru, dan kalangan profesional untuk mengirimkan karya dan memublikasikannya. Dalam simposium akan hadir 56 pembicara kunci dan pemakalah, serta 877 peserta dari berbagai institusi dan lembaga.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement