Kamis 22 Nov 2018 09:52 WIB

Anggaran untuk MGMP Dinilai Kurang Tepat

Selama ini di lapangan mayoritas MGMP tidak berjalan dengan baik

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Guru mengajar (ilustrasi)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Guru mengajar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Untuk mengoptimalkan peran Musyawarah Guru dan Mata Pelajaran (MGMP) di setiap zona, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bakal memberikan anggaran khusus untuk operasional MGMP. Menanggapi hal tersebut, Ikatan Guru Indonesia (IGI) menilai langkah tersebut kurang tepat.

“MGMP itu jangan di kasih anggaran, kalau dikasih. Kalau dikasih anggaran pasti nggak bener,” kata Ketua Umum IGI Muhammad Ramli kepada Republika, Rabu (21/11).

Ramli pesimistis MGMP bisa mengelola anggaran tersebut dengan baik. Karena menurut dia, selama ini di lapangan mayoritas MGMP tidak berjalan dengan baik.

“Selama ini pemerintah terlalu memanjakan mereka. Terutama soal anggaran sehingga bergerak atau tidaknya mereka akan sangat bergantung anggaran,” ujar Ramli.

(Baca: Kemendikbud Klaim Telah Optimal Bina MGMP)

Seharusnya, kata Ramli, pemerintah merumuskan formula khusus yang telah dikaji matang untuk meningkatkan kompetensi para guru yang tergabung dalam MGMP. Atau pemerintah juga bisa mendatangkan instruktur atau pelatih berpengalaman ke setiap zona untuk memberi pelatihan kepada MGMP.

"Yang butuh dibuat banyak itu pelatih lalu pelatihannya dibiayai untuk melatih diluar daerahnya. Contohnya, sepak bola kita tidak maju-maju karena pelatihnya yang kurang," ungkap dia.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Supriano menjelaskan, sistem zonasi untuk guru akan dimanfaatkan dalam mendistribusikan guru di dalam zona dan peningkatan proses pembelajaran guru. Salah satu yang akan dioptimalkan yaitu peran dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang ada di setiap zona.

"MGMP selama ini hanya aktif di daerah-daerah tertentu. Makanya nanti, dana sebanyak Rp 840 miliar dana yang biasa dialokasikan untuk pelatihan guru di pusat, kita geser untuk MGMP," jelas Supriano kepada Republika, Rabu (21/11).

Menurut Supriano jika sistem zonasi dilakukan secara masif, maka dia pun optimistis MGMP di semua zona akan bisa eksis. Bahkan, kualitas guru-guru juga bakal meningkat karena setiap zona akan diberikan anggaran.

"Kalau punya dana kan mereka (MGMP) bisa mengadakan diskusi setiap minggu sekali. Anggaran yang kami berikan itu untuk snack, transport yang akan disesuaikan dengan berat medannya," jelas Supriano.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement