REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Soal dengan kemampuan analisa tinggi atau High Order Thinking Skill (HOTS) yang bakal disajikan dalam tes Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) SBMPTN tahun 2019 dinilai memberatkan.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriwan Salim. Menurut dia, mayoritas sekolah di Indonesia masih belum optimal mengenalkan dan melatih siswanya dengan soal bernalar tinggi atau HOTS.
"Soal HOTS ini yang memberatkan sebenarnya. Persis pascapersitiwa soal HOTS dalam UNBK 2018, belum ada perubahan yang signifikan terhadap pembelajaran berbasis HOTS di kelas oleh guru," kata Satriwan saat dihubungi Republika, Kamis (25/10).
Guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Labschool Jakarta itu juga mengkhawatirkan para siswa nanti akan kembali mengeluh sepertu pelaksanaan UNBK 2018 kemarin. Sebab pembelajaran di kelas sangat jauh dari nuansa berpikir dengan penalaran tinggi alias HOTS.
"Jadi bagaimana siswa mampu menjawab soal UTBK HOTS jika pembelajarannya masih berkutat di level LOTS atau berpikir rendah?" ungkap Satriwan.
Untuk itu dia mengajak agar para guru semakin proaktif mengajarkan soal-soal HOTS kepada siswa terlebih soal tersebut juga bakal digunakan dalam Ujian Nasional (UN). Selain itu dia pun meminta agar dinas pendidikan setempat ataupun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membantu para guru dengan memberi pelatihan soal-soal berbasis HOTS.
Diketahui, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengubah pola seleksi pada jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada tahun 2019. Nantinya, tes pada jalur SBMPTN hanya akan digelar melalui ujian tulis berbasis komputer (UTBK) yang digelar di tes centre. Soal-soal SBMPTN 2019 dengan soal HOTS atau kemampuan analisa tinggi.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
