Senin 16 Jul 2018 16:13 WIB

KPAI: Orientasi Siswa Baru Harus Berlangsung Aman

Orientasi penting agar tercipta sekolah yang ramah terhadap anak

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah pelajar membawa bangku secara estafet untuk digunakan belajar di kelas tenda darurat pada hari pertama sekolah di SDN Mutiara, Desa Cibeber II, Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (16/7).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah pelajar membawa bangku secara estafet untuk digunakan belajar di kelas tenda darurat pada hari pertama sekolah di SDN Mutiara, Desa Cibeber II, Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (16/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta pihak sekolah untuk menjamin pelaksanaan masa orientasi peserta didik baru berlangsung dengan aman, ramah dan nyaman bagi siswa baru. Hal itu dinilai penting, agar tercipta sekolah yang ramah terhadap anak.

Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Lystiarti pun mengimbau sekolah untuk menyetop tindakan perpeloncoan dan perundungan dalam masa orientasi sekolah. Mengingat, hari ini Senin (16/7) merupakan hari pertama dimulainya tahun ajaran baru.

"Untuk itu, perpeloncoan dan bullying harus di cegah semaksimal mungkin. Suasana harus diciptakan penuh kekeluargaan, kondusif dan zero kekerasan," tegas Retno di Jakarta, Senin (16/7).

Dalam menciptakan sekolah yang ramah anak, Retno juga mendukung imbauan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar orangtua siswa mengantar anak-anaknya ke sekolah. Hal tersebut dinilai bisa berpengaruh positif bagi anak.

"Juga sebagai wujud dukungan orangtua terhadap semangat anak-anaknya kembali bersekolah setelah libur panjang," ungkap Retno.

Di sisi lain, Retno juga juga mendorong sekolah menyiapkan diri menyambut para orangtua dan anaknya masuk sekolah kembali. Tidak sekedar menurunkan anaknya di sekolah dari kendaraan, tetapi juga mengantar masuk ke kelas sang anak.

"Ini dapat jadi momentum bagi sekolah menyampaikan program-progran sekolah, sekaligus perkenalan orangtua siswa ke wali kelas anaknya dengan masuk ke ruang kelas tempat anak-anaknya akan menuntut ilmu setiap harinya selama berada di sekolah," jelas dia.

Sementara itu, Ikatan Guru Indonesia (IGI) mendukung penuh langkah Pemprov DKI yang menginstruksikan orang tua untuk mengantar anak di hari pertama sekolah. Menurut Ketua Umum IGI Muhammad Ramli, mengantar anak merupakan wujud dari pendidikan karakter. Terlebih, pendidikan karakter mesti diteladankan bukan sekadar diajarkan.

"Saling kenal dan komunikasi antara orang tua, siswa, guru dan pengelola sekolah menjadi sangat penting dalam proses pendidikan," ungkap Ketua Umum IGI Muhammad Ramli Rahim.

Ramli mengatakan, dengan terbentuk komunikasi yang baik antara pihak sekolah dan orangtua, diyakini mampu meminimalisasi kekerasan, kriminalisasi guru dan hal negatif lainnya di sekolah.

Karena itu dia berharap, ke depan seluruh pemerintah daerah (Pemda) dan pihak swasta menginstruksikan hal yang sama. Yaitu memberi ijin pegawainya agar bisa mengantarkan anaknya pada hari pertama sekolah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement