Selasa 10 Jul 2018 20:21 WIB

Wapres JK: Guru Jangan Jadi Tim Sukses di Pilkada

JK menerima keluhan jika guru menjadi korban politik dalam pilkada

Rep: RizKy Jaramaya/ Red: Karta Raharja Ucu
Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla
Foto: Republika TV/Fakhtar Khairon Lubis
Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla diberondong pertanyaan oleh para guru saat menghadiri acara Dialog Publik Pendidikan Nasional dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Acara tersebut dimanfaatkan para guru sebagai ajang curhat terhadap masalah pendidikan maupun nonpendidikan.

Salah seorang peserta yang bertanya yakni Ketua PGRI Sulawesi Selatan Wasir Thalib. Dalam kesempatan tersebut, Wasir menyampaikan keluhan kepada JK terkait adanya guru yang menjadi korban politik, khususnya di tahun politik ini. Kepada JK, Wasir menyampaikan jika ia mendapat laporan ada guru yang diancam mutasi jika tidak ada memilih calon tertentu dalam pemilihan kepala daerah (pilkada).

"Saat tahun politik guru selalu dijadikan komoditi politik, diancam mutasi ke mana-mana kalau tidak memilih calon tertentu," ujar Wasir kepada JK dalam sesi tanya jawab di Gedung PGRI, Selasa (10/7).

JK mengaku sudah mendengar dan mengetahui kejadian itu. Menurutnya, hal ini terjadi karena ada guru yang menjadi tim sukses salah satu calon dalam pilkada. Karena itu, JK mengimbau kepada para guru agar tidak terlibat dalam kegiatan politik dan bersikap netral.

"Ini kesalahan guru juga kenapa mau jadi tim sukses, jangan jadi tim sukses dan kita harus sepakat untuk netral," ujar Jusuf Kalla.

Wapres menegaskan, seluruh guru di Indonesia dapat bersikap netral dalam pemilu. Hal ini sebagaimana aturan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yakni tidak boleh berpihak terhadap calon tertentu dalam pemilu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement