Ahad 01 Jul 2018 13:40 WIB

Kemendikbud Klaim Sistem Zonasi Berjalan Baik

Kemendikbud imbau siswa mengikuti jalur prestasi untuk masuk sekolah tujuan

Rep: Debbie Sutrisno / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Panitia pelaksana melayani antrean wali murid saat pendaftaran PPDB Online di SMKN 1, Jakarta, Selasa (26/6).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Panitia pelaksana melayani antrean wali murid saat pendaftaran PPDB Online di SMKN 1, Jakarta, Selasa (26/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengklaim sistem zonasi penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang telah dilakukan di beberapa daerah berjalan dengan baik. Meski ada keluhan atas sistem tersebut, tapi Kemendikbud menyebut bahwa sistem ini sudah sesuai dengan apa yang direncanakan.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Hamid Muhammad mengatakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara online yang diberlakukan sekarang memang lebih mementingkan siswa yang lingkungan rumahnya paling dekat dengan sekolah baik sekolah menengah pertama (SMP) maupun sekolah menengah atas (SMA). 

Basis untuk zonasi mencapai 90 persen, prestasi ujian nasional 5 persen, serta pindahan atau dari luar daerah mencapai 5 persen. Dengan sistem ini maka bisa jadi mereka yang memiliki nilai ujian tinggi pun belum tentu bisa langsung memilih sekolah sesuai dengan yang diinginkan.

"Jadi tidak masuk (SMP/SMA) walau nilai UN (ujian nasional)-nya lebih tinggi, mungkin karena zona (lingkungan rumah)-nya jauh dari sekolah tujuan," ujar Hamid dihubungi Republika.co.id, Ahad (1/7).

Akhir-akhir ini banyak pemberitaan yang memberitakan keluhan dari sejumlah siswa yang tidak bisa menembus SMA yang mereka inginkan walaupun memiliki nilai UN cukup tinggi. Siswa-siswi tersebut merasa bahwa mereka layak masuk sekolah yang dituju karena berhasil mendapat nilai UN lebih tinggi dibandingkan siswa lain yang justru masuk dalam daftar sekolah dilihat dari situs resmi PPDB.

Untuk menindaklanjuti keluhan ini, Hamid meminta para siswa maupun orang tua siswa mencari sekolah lain yang masih memiliki kursi kosong. Pilihan tersebut dianggap menjadi solusi paling pas agar siswa yang bersangkutan masih bisa masuk tahun ajaran baru.

Dia pun mengimbau bagi siswa lain yang masih berupaya masuk ke sekolah tujuan untuk mengikuti jalur prestasi. Jalur ini menjadi alternatif ketika siswa memiliki nilai cukup tinggi tapi terselip oleh siswa yang masuk zonasi.

"Coba cek di jalur prestasi. Jika nilainya tinggi bisa masuk di jalur tersebut," ujar Hamid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement