Selasa 05 Jun 2018 00:27 WIB

Menristekdikti: Sistem Pendidikan Harus Adaptif

Sistem pendidikan yang adaptif untuk menjawab tantangan revolusi industri 4.0

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Menristekdikti Mohamad Nasir
Foto: ANTARA FOTO
Menristekdikti Mohamad Nasir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengungkapkan, sistem pendidikan di Indonesia harus adaptif dan fleksibel agar relevan dengan tantangan revolusi industri 4.0. Untuk mendukung tujuan tersebut Kemenristekdikti telah melakukan berbagai penyederhanaan regulasi dan mencabut kebijakan yang dianggap tidak relevan dengan perkembangan zaman.

"Kami sudah mencabut lebih dari 20 Permen yang sudah tidak relevan. Kurikulum kita harus ada penyesuian menghadapi revolusi industri 4.0 dan distruptive innovation," ungkap Nasir, Senin (4/6).

Karenanya, Nasir mengatakan, para dosen dan pimpinan harus mengetahui tentang perubahan perubahan tersebut. Sebab hingga saat ini menurut dia, masih banyak yang belum mengetahui informasi tersebut. Sehingga perlu ada penyeragaman informasi tentang perubahan perubahan tersebut.

Nasir juga mengungkapkan perlu adanya penyesuaian sistem pembelajaran di Indonesia dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0. Misalnya melalui Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) dan online learning sebagai modal untuk bisa menghadapi Revolusi Industri 4.0 dan meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) Indonesia.

"Perkuliahan yang selama ini face to face di kelas, jumlah mahasiswa yang diajarkan hanya sedikit, namun dengan digitalisasi bisa lebih luas," tegas Nasir.

Selain itu, Dia menegaskan, tantangan bagi lulusan perguruan tinggi (PT) di era revolusi industri 4.0 semakin meningkat. Karena itu, setiap lulusan PT harus memiliki kompetensi yang mumpuni untuk bersaing secara global.

Nasir menerangkan, dampak era revolusi industri 4.0 akan luas dan mempengarungi segala aspek kehidupan manusia dan menentukan perkembangan ekonomi ke depan secara global. Sehingga, lulusan PT pun dituntut tidak hanya mampu bekerja di perusahaan dan instansi lainnya. Tetapi juga memiliki jiwa kewirausahaan untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru dengan memanfaatkan peluang yang muncul.

"Perguruan tinggi dihadapkan dengan tantangan untuk mempersiapkan dan melengkapi SDM dengan kompetensi serta keterampilan yang tepat untuk menghadapi revolusi industri ke-4, agar terus mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan bangsa," ungkap Nasir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement