Rabu 14 Mar 2018 22:30 WIB

SMP BBI Kembali Gelar Program Homestay ke Pare

Para siswa tidak hanya belajar bahasa Inggris, tapi juga pembiasaan ibadah.

Salah satu kegiatan homestay di Pare, Kediri.
Foto: Dok SBBI
Salah satu kegiatan homestay di Pare, Kediri.

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR – SMP Bosowa Bina Insani (BBI), Bogor, Jawa Barat,  kembali menggelar program homestay ke Pare, Kediri, Jawa Timur. Program homestay tahun 2018 diadakan pada 1-17 Maret 2018.

Program tahunan tersebut diikuti oleh siswa kelas VIII, dan diadakan setiap awal semester II. “Ini merupakan program homestay tahun kelima. Kali ini diikuti oleh 90 siswa,” kata Kepala SMP Bosowa Bina Insani, Lies Rachmawati dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (14/3).

Ia menambahkan, program homestay tersebut antara lain  bertujuan untuk mengajarkan kemandirian siswa. Selain itu, melatih siswa berinteraksi dengan masyarakat di Pare, Kediri, maupun sesama teman.

“Tujuan utamanya adalah memperlancar penguasaan bahasa Inggris siswa, khususnya kemampuan percakapan (conversation),” ujar Lies.

Ia menjelaskan, setelah siswa kembali ke  sekolah, mereka diminta melanjutkan pembiasaan berbahasa Inggris tersebut. “Kami akan melakukan placement test. Yang kemampuan conversation-nya sudah bagus, silakan dilanjutkan. Yang kemampuannya masih kurang, tugas guru Bahasa Inggris untuk memperbaiki kemampuan para siswa tersebut,” kata Lies Rachmawati.

Pembina dari Yayasan Bosowa Bina Insani (YBBI) Dudi Sofyan menambahkan, program homestay ke Pare itu juga bertujuan untuk melaksanakan pembangunan karakter (character building), terutama menyangkut disiplin. “Termasuk disiplin ibadah dan tepat waktu,” kata Dudi.

Tak kalah pentingnya, kata dia, pembiasaan. Termasuk  ke dalamnya komunikasi dalam bahasa Inggris, qiyamullail (siswa bangun pukul 03.45), shalat shubuh berjamaah, shalat Dhuha, tadarus Alquran dan  menghapal Alquran.

“Ba’da shalat Zhuhur siswa menyetorkan hapalan surat pendek, ba’da Ashar siswa membaca Surat Al-Waqiah bersama, dan ba’da Maghrib siswa membaca Surat Yaa Siin bersama. Khusus malam Jumat, siswa membaca Surat Al-Kahfi. Siswa juga belajar  teori dan praktik shalat jama’ qashar yang diterapkan selama melakukan perjalanan (safar),” tuturnya.

Dudi menekankan, lima menit sebelum adzan berkumandang, siswa sudah berada di mushala. “Jadi, para siswa datang ke Pare bukan sekadar belajar bahasa Inggris, tapi juga melakukan pembiasaan ibadah dengan sebaik mungkin,” tutur Dudi Sofyan.

Lies menambahkan, program homestay kali ini juga dilengkapi dengan kegiatan ekspedisi. Isinya berupa latihan penelitian sosial masyarakat di Pare dan sekitarnya. Dalam kegiatan ini, para siswa mengunjungi pusat batik tulis, Batik Suminar, pusat madu, dan gerabah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement