REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menilai gelar Festival Film Indonesia (FFI) bisa menyampaikan keberagaman Tanah Air.
"Di tengah isu intoleransi yang menerpa saat ini, FFI merupakan cara menunjukkan keberagaman kita," kata Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (21/8).
Ia menuturkan Indonesia memiliki karya film sangat beragam. Menurutnya wajar apabila FFI bukan sekadar festival film, tetapi pernyataan tentang keberagaman Indonesia.
FFI ke-31 yang menjadi yang menjadi cerminan pencapaian perfilman nasional kembali digelar. Dalam konferensi pers pada Senin (21/8) di Jakarta, panitia merancang sistem baru yang mendorong peningkatan kualitas film Indonesia secara jangka panjang.
Sementara itu, Ketua penyelenggara FFI 2017 Leni Lolang menjelaskan penyelenggaraan FFI 2017 mengusung tema 72 tahun kemerdekaan Indonesia, yaitu kerja bersama.
"Film bukan milik orang perfilman saja, tetapi milik kita semua," ucapnya.
Ia mengatakan, platform baru FFI 2017 diharapkan dapat semakin menguatkan unsur-unsur perfilman. Serta mewujudkan kemandirian dalam penyelenggaraan berikutnya.
Salah satu sistem baru yang diterapkan adalah mekanisme penjurian. Setidaknya ada tiga kriteria yang digunakan sebagai dasar penilaian, seperti, gagasan dan tema, kualitas teknis dan estetika, serta profesionalisme.
Ketua Dewan Juri FFI 2017 Riri Riza mengatakan, penyelenggaraan FFI 2017 melibatkan partisipasi dari asosiasi profesi, penyelenggara festival di daerah, dan komunitas perfilman.
"Kita harap ini memberi penguatan kelembagaan kepada asosiasi dan komunitas perfilman yang ada," kata Riri.
Beberapa tahapan penting dalam FFI 2017, yakni, pengembangan teknologi tabulasi, sosialisasi pedoman penjurian kepada asosiasi dan komunitas, seleksi awal yang melibatlan asosiasi dan komunitas, pengumuman nominasi. Kemudian proses penjurian akhir dan puncaknya adalah penganugerahan pemenang FFI 2017.
Festival Film Indonesia akan dilaksanakan pada 11 November 2017 di Kota Menado, Sulawesi Utara. Festival tahunan ini diselenggarakan berkat kerja sama Badan Perfilman Indonesia (BPI), dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
