Selasa 02 May 2017 16:12 WIB

Mendikbud Berterima Kasih pada Pegiat Pendidikan

Rep: umi nur fadhilah/ Red: Esthi Maharani
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyampaikan rasa terima kasih pada semua pegiat dan pemerhati pendidikan di Indonesia.

"Penghargaan pada siapa saja yang menumpahkan seluruh pikiran, tenaga, jiwa untuk kemajuan pendidikan Indonesia. Baik yang hadir maupun tidak," kata dia di Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Selasa (2/5).

Mendikbud mengatakan, banyak pelaku, pegiat dan pemerhati pendidikan yang harus disebut, dihargai dan diapreaiasi. Ia menuturkan UUD 1945 mengamahkan pada pemerintah untuk mengurus pendidikan. Namun, menurutnya, permasalahn pendidikan tidak hanya diselesaikan oleh pemerintah, tetapi juga masyarakat.

Mendikbud berujar baru saja mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memberi penghargaan pada 31 pegiat literasi di Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2017. Ia menyadari, ada ribuan pegiat literasi di Indonesia, baik yang berafiliasi dengan pemerintah maupun mandiri.

"Banyak ribuan pegiat lain di bidang pendidikan. Terima kasih ke siapa saja yang sadar menyatakan diri sebagai pegiat pendidikan," ujar dia.

Mendikbud beranggapan tidak ada hal setimpal yang mempu menggantikan jerih payah pegian pendidikan untuk meliterasi masyarakat. Ia berharap semoga pendidikan di Indonesia maju, berkembang, menjangkau semua lapisan yang relatif sama, bekal generasi muda untuk menyambung, melestarikan, memajukan, kehidupan bangsa dan negara.

"Saya mengutip pepatah Arab, apa yang kita lakukan hari ini adalah impian orang kemarin. Tugas kita membangun impian untuk masa depan," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Mendikbud memebeei penghargaan pada tujuh guru atas perjuangannya mengabdi di daerah 3T. Masing-masing, yakni, guru SMPN 2 Satu Atap, Batang Alai Timur, Kabupaten Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Subehan. Kedua, guru SMPN 2 Rote barat Daya, kabupaten Rote Ndao, NTT, Abdul Hamid. Ia merupakan pria asal Ngawi, Jawa Tengah yang sengaja hijrah untuk mengambi di Kabupaten Rote Ndao.

Ketiga, guru SMAN 1 Palmatan, Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau, Wahyu Tero Promadona. Keempat, guru SMAN 1 Balikpapan, Kalimantan Timur, Dayang Suriani. Dayang juga masuk dalam jajaran 50 besar guru top dunia dalam ajang Internasional Global Teacher Prize (GTP) di Dubai yang digelar UNESCO.

Kelima, guru SDN Ulee Paya, Pulo Aceh, Ismail. Keenam, guru SMAN 2 Talibu Utara, Kabupaten Pulau Talibu, Maluku Utara, Domini Lajawara. Ketujuh, guru SDN Pranten 3 Kabupaten Batang, Yumrotul Musyaropah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement