Senin 17 Apr 2017 07:52 WIB

Komitmen dan Keikhlasan adalah Ciri Utama Sekolah Berkarakter

Suasana Pelatihan Kelompok Kerja Guru (KKG), Cikupa, Tangerang, Banten, Jumat (14/4).
Foto: Dok IB
Suasana Pelatihan Kelompok Kerja Guru (KKG), Cikupa, Tangerang, Banten, Jumat (14/4).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- “Sebagai guru kita harus adil. Kita berjuang mati-matian menuntut kesejahteraan dan kenyamanan, namun kita sering kali membiarkan murid belajar dalam lingkungan yang gersang, ruang kelas yang berdebu dan penuh coretan, perpustakaan yang tidak nyaman, kamar kecil yang kotor, serta halaman yang tidak rapih. Keadaan lingkungan yang tidak nyaman akan mempengaruhi pencapaian hasil belajar peserta didik. Kita seringkali memarahi murid ketika hasil belajar mereka tidak bagus, sementara kita tidak berupaya untuk tampil cerdas, serta seringkali tidak peduli dengan kenyamanan dan suasan hati mereka. Kita kondisikan mereka belajar dengan cara yang monoton dan satu arah. Kita menuntut murid untuk cerdas, sementara kita enggan untuk belajar. Semua ini adalah bentuk ketidakadilan dalam dunia pendidikan.”

Pernyataan tegas itu disampaikan oleh  Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang Drs Hadisa Mansyur MM  saat membuka Pelatihan Kelompok Kerja Guru (KKG), Cikupa, Tangerang, Banten, Jumat (14/4).

Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama antara Dinas Pendidikan, MKKS, dan PGRI. Dalam kegiatan tersebut, hadir Ketua PGRI Kecamatan Cikupa  Harmen Syam, pengurus  Indonesia Bermutu (IB) HE Afrizal Sinaro, dan Zulfikri Anas selaku narasumber nasional Kurikulum 2013 yang juga penulis buku Kurikulum untuk Kehidupan.

Untuk itu, kata Hadisa, menjadi guru harus cerdas, sabar, ramah, rapi, dan santun. “Selalu tersenyum sekalipun kita sedang berada dalam persoalan yang berat. Ibarat seorang pramugari, pesawat yang sudah hampir jatuh pun, ia tetap berusaha tersenyum agar penumpang tidak panik,” ujar Hadisa dalam rilis IB yang diterima Republika.co.id, Sabtu (15/4).

 

Hadisa mengemukakan, modal utama seorang guru adalah keikhlasan, komitmen, kesabaran, kecerdasan, dan ketenangan. “Dengan cara itu, insya Allah setiap yang kita lakukan akan memiliki nilai ibadah. Bila demikian, tidak usah khawatir kesejahteraan tidak akan terwujud karena profesi sebagai guru, bila dijalankan dengan baik, merupakan menjadi jaminan untuk mendapatkan kenyamanan hidup dunia dan akhirat,” ujarnya.

Hadisa mengatakan, murid adalah investasi jangka panjang yang akan menjadi penyelamat bangsa ke depan. “Untuk mewujudkan semua itu, kami sebagai aparatur pemerintah menyediakan waktu yang seluas-seluasnya bagi kita semua, terutama guru, kepala sekolah, dan pengawas. Bila ada persoalan, jangan segan-segan untuk menemui kami, dan kami berkomitmen, semakin cepat kita mengatasi persoalan, berarti kita semakin menghargai profesi kita,” katanya.

Kepala Bidang Sekolah Dasar Mamat Mathlubi MPd menambahkan, dalam rangka meningkatkan pelayanan pendidikan kepada masyarakat, terutama murid-murid kita, semua unsur, baik organisasi profesi atau orgaisasi kedinasan harus senantiasa bersinergi. “Seperti yang terjadi saat ini. kekompakan, sinergisitas antara PGRI, KKG, kepala sekolah, guru adalah kunci kesuksesan pelayanan pendidikan. Kita berharap, kegiatan seperti  ini menjadi model bagi daerah lain. Bukan mustahil, kita yang berada di daerah pinggiran akan muncul ke permukaan sebagai rujukan bagi daerah lain,” ujar Mamat.

Kegiatan yang dihadiri oleh pengurus setiap gugus ini diharapkan menghasilkan sagen-agen yang mampu menularkan kepada yang lain. “Dengan cara itu kita dapat bersinergi untuk membangun pendidikan yang bermutu,” kata koordinator pengawas yang didampingi oleh ketua MKKS dan Mulyadi selaku panitia kegiatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement