Jumat 03 Mar 2017 09:18 WIB

Mendikbud: Perbaikan SMA N 1 Muaragembong yang Roboh Selesai April

Rep: Kabul Astuti/ Red: Bayu Hermawan
Mendikbud Muhadjir Effedy memberikan paparan saat Seminar Pendidikan pada Tanwir Muhammadiyah di Islamic Center Ambon, Maluku, Kamis (23/2)
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Mendikbud Muhadjir Effedy memberikan paparan saat Seminar Pendidikan pada Tanwir Muhammadiyah di Islamic Center Ambon, Maluku, Kamis (23/2)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengunjungi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat yang roboh dan menyebabkan sejumlah peserta didik luka-luka pada Kamis (2/3).

Didampingi Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Hamid Muhammad dan Direktur Pembinaan SMA Purwadi Sutanto, Mendikbud menginstruksikan perbaikan ruang belajar dapat segera dilakukan.

"Saya sampaikan ke pak Dirjen dan pak Direktur agar segera melakukan rehabilitasi ruang kelas yang rusak sehingga dapat segera digunakan kembali, kira-kira di akhir bulan April ini," kata Muhadjir Effendy, di Bekasi, Kamis (2/3).

Hal itu disampaikan Mendikbud usai melakukan pertemuan dengan Kepala Sekolah, Ketua Komite Sekolah, wakil dari kepolisian setempat, Camat Muaragembong, serta para orangtua siswa, Kamis (2/3).

Peristiwa runtuhnya atap sekolah di SMAN 1 Muaragembong terjadi pada 28 Februari 2017 pada pukul 08.15 WIB saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Puluhan siswa menjadi korban runtuhnya atap dua ruang kelas tersebut.

Hingga kini, penyebab runtuhnya atap sekolah berusia tiga tahun tersebut masih diselidiki oleh pihak berwajib. Mendikbud meminta bantuan kepolisian agar segera menuntaskan penyelidikan sehingga direktorat terkait dapat segera memulai perbaikan ruang kelas yang rusak.

Atap sekolah yang roboh ini dibangun menggunakan dana APBN 2014 dan swadaya masyarakat. Muhadjir menilai konstruksi atap bangunan yang roboh di bawah standar sehingga tidak kuat menahan beban. Yang seharusnya mendapat bantuan dana dari kabupaten, menurut kepala sekolah tidak ada bantuan.

Para siswa yang kehilangan ruang kelas kini akibat robohnya atap bangunan sekolah terpaksa belajar di mushola. Banyak siswa yang mengeluh tidak nyaman sehingga mengganggu konsentrasi belajar. Mendikbud berjanji akan memberikan bantuan tenda darurat.

"Saya minta pak kepala sekolah dapat menyediakan lahan agar siswa dapat belajar di tenda. Nanti kami akan berikan tenda standar internasional untuk ruang kelas sementara," ujar Muhadjir.

Ia melanjutkan, ke depan program bantuan pembangunan sekolah atau rehabilitasi ruang belajar akan mendapatkan pendampingan dari Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bidang Bangunan/Sipil atau jurusan Teknik Sipil pada perguruan tinggi yang menjadi mitra Kemendikbud.

Siswa kelas X IPS atas nama Yanti, Lilis, dan Rofiq, yang terluka akibat tertimpa atap yang runtuh telah mendapat perawatan medis dari Puskesmas setempat. Sembari memberikan santunan, Mendikbud memastikan para siswa yang terluka itu telah mendapatkan perawatan yang diperlukan.

Kepala Sekolah SMA N 1 Muaragembong, Adar Mahdar, mengungkapkan siswa yang luka telah mendapatkan perawatan medis dan direkomendasikan untuk beristirahat di rumah agar mempercepat proses penyembuhan.

Letak geografis yang berdekatan dengan lima sungai besar seringkali menjadikan SMAN 1 Muaragembong terdampak musibah banjir. Mendikbud meminta kerja sama pihak pemerintah daerah untuk dapat bersama-sama melakukan pembenahan sistematis pada satu-satunya SMA di Muaragembong itu.

Selain bantuan rehabilitasi ruang kelas, Mendikbud juga memastikan pelaksanaan Program Indonesia Pintar (PIP) di SMA yang memiliki 917 orang siswa tersebut.

"Tolong para siswa yang menjadi korban ini didata untuk diusulkan menjadi penerima KIP," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement