Senin 08 Aug 2016 07:30 WIB

Mendikbud Baru Diharapkan Lebih Fokus pada Mutu Guru

Para peserta diskusi bulanan Indonesia Bermutu di Jakarta, Ahad (7/8/2016), yakni Prof Burhanudin Tola PhD,   Dr Awaluddin Tjalla,  Hary Setiadi PhD,    Dr Misbah Fikrianto,   Dr Deni Hadiana dan Afrizal Sinaro.
Foto: Dok IB
Para peserta diskusi bulanan Indonesia Bermutu di Jakarta, Ahad (7/8/2016), yakni Prof Burhanudin Tola PhD, Dr Awaluddin Tjalla, Hary Setiadi PhD, Dr Misbah Fikrianto, Dr Deni Hadiana dan Afrizal Sinaro.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- "Terima kasih Mas Anis, selamat bekerja Pak Muhadjir,"  ungkap Burhanudin Tola, pendiri Indonesia Bermutu saat membuka sawala (diskusi) rutin pendidikan bermutu di Jakarta,  Ahad (7/8/2016).

 

Burhan meyakini Mendikbud baru akan melanjutkan program-program bermutu yang telah dilakukan Anies Baswedan seperti  ujian nasional dan penyempurnaan kurikulum. Burhan juga berharap agar Mendikbud baru lebih fokus pada permasalahan mendasar pendidikan yakni mutu guru dan mutu lulusan.

 

Menurut Burhan, guru bermutu harus mencintai profesinya sebagaimana ia mencintai dirinya, mengajar dan menilai bermutu, dan berkepribadian bermutu . Untuk itu, lanjut Burhan, Mendikbud harus melakukan berbagai terobosan agar guru lebih sibuk berkreasi dan berinovasi, bukan direpotkan dengan permasalahan administrasi seperti daftar hadir sidik jari. "Guru itu sumber inspirasi, peletak dasar masa depan bangsa dan negara,  bukan pegawai administrasi" timpal Burhan.

Sawala bulanan kali ini dihadiri antara lain oleh Awaluddin Tjalla yang merupakan  pakar psikologi pendidikan dan kurikulum dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ,  Hari Setiadi (pakar evaluasi pendidikan dari Uhamka), dan Misbah Fikrianto  (praktisi pendidikan kreatif dari Polimedia).

Awaluddin Tjalla  berharap Mendikbud baru berupaya maksimal untuk mengubah paradigma guru tentang kurikulum. Bagi Awal, kurikulum bukan sebagai dokumen mati namun sebagai sumber inspirasi untuk mendekatkan ruang kelas dengan ruang kehidupan.

Sejatinya, menurut Awal, kurikulum harus memudahkan guru untuk menyolehkan siswa baik secara sosial maupun secara spiritual, memintarkan siswa, dan menerampilkan siswa. Awal juga meyakini, para pengembang kurikulum di Pusat Kurikulum dan Perbukuan memiliki kompetensi dan pengalaman yang mumpuni untuk mengembangkan kurikulum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement