Sabtu 19 Dec 2015 03:11 WIB

Andalkan Prestasi untuk Kuliah ke Cina

Alan Teo Diner
Foto: ist
Alan Teo Diner

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berasal dari keluarga miskin bukan berarti tidak dapat melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang tinggi. Alan Teo Diner menjadi buktinya. Meski sang ibu menghidupi ketiga orang anaknya dengan berjualan manisan dan penghasilan seadanya, namun Alan bisa merasakan kuliah di Nanjing Politechnic Institute (NJPI).

"Ibu sudah bekerja keras untuk menghidupi kami sekeluarga sendirian. Satu-satunya balasan yang dapat saya berikan adalah dengan belajar rajin dan berjuang untuk menjadi yang terbaik," kata dia.

Alan memang telah menunjukkan prestasi sejak sekolah dasar yang terus dipertahankan hingga SMA. Tak hanya berhasil menyabet juara umum pada tingkat SMP, dia juga rajin beraktivitas sampai menyabet gelar sebagai salah satu dari 100 ketua OSIS terbaik di Indonesia. Berbagai prestasi tersebut yang kemudian mengantarkan Alan sampai ke bangku kuliah di NJPI. 

"Saya beruntung menjadi salah satu dari penerima beasiswa Program Kuliah Gratis (PKG) dari Pemerintah Sumatra Selatan. Karena saya akhirnya bisa mencari ilmu sampai ke negeri Cina," lanjutnya. 

PKG merupakan program yang menyasar secara spesifik anak-anak berpotensi akademik namun berasal dari keluarga miskin. "PKG kami fokuskan untuk memberikan kesempatan bagi anak-anak cerdas dari keluarga miskin. Tanpa adanya bantuan dari pemerintah mereka tidak akan mendapatkan kesempatan belajar," Gubernur Sumsel, Alex Noerdin dalam keterangannya, Jumat (18/12).

PKG merupakan inisiatif Alex sejak menjadi Bupati Musi Banyuasin (Muba). Inisiatif tersebut diteruskan ketika ia menjadi gurbernur. Berbekal keberhasilan di Muba, Alex kemudian meluncurkan program PKG dengan skala yang lebih besar. 

Dana yang dialokasikan Pemprov Sumsel untuk PKG sebesar Rp 120 miliar untuk delapan ribu mahasiswa. Anggaran tersebut akan direalisasikan secara bertahap dalam empat tahun. Pelaksanaan PKG ditetapkan dalam Peraturan Daerah No.3/2015 tentang Kuliah Gratis dan Peraturan Gubernur Sumsel No.22/2015 tentang Kuliah Gratis. 

Kedua peraturan tersebut memuat tentang tekhnis pelaksanaan kuliah gratis seperti skema penerimaan, syarat mahasiswa, mekanisme penyaluran bantuan, bidang ilmu dan perguruan tinggi serta kuota mahasiswa yang menerima bantuan setiap tahun.

"PKG hanya membutuhkan komitmen dari kepala daerah. Berbekal komitmen yang besar, PKG dapat dilaksanakan tanpa harus menjadi daerah dengan PAD terkaya di Indonesia," lanjut Alex. 

Untuk mendorong PKG, pemprov menggandeng berbagai stakeholder pendidikan di Indonesia dan luar negeri. Beberapa di antaranya yaitu Universitas Sriwijaya, UIN Raden Fatah, Politeknik Sriwijaya, UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Negeri Jakarta, SEAMEO SEAMOLEC, STP Shahid, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Nanjing (Cina), Universitas Jiangsu (Cina), dan Universitas Jeiju (Korea Selatan).

"Tahap awal PKG diberikan untuk 2.000 mahasiswa untuk bersekolah di Indonesia ataupun di luar negeri," ujar Alex. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement