Rabu 07 Jan 2015 09:57 WIB

Yayasan Khadijah Garap Boarding School di Surabaya

Ketua umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa yang juga juru bicara tim sukses capres Jokowi-Jusuf Kalla, memberikan orasi politiknya di depan ribuan Ibu kader Muslimat NU
Foto: antara
Ketua umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa yang juga juru bicara tim sukses capres Jokowi-Jusuf Kalla, memberikan orasi politiknya di depan ribuan Ibu kader Muslimat NU

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial Nahdlatul Ulama (YTPSNU) "Khadijah" Surabaya siap menggarap lembaga pendidikan berkonsep "boarding school" (sekolah berasrama) ala pesantren, khususnya untuk SMP dan SMK.

"Tahun ini, kami bersama ITS baru saja merevisi master plan, Dalam waktu dekat akan dilakukan 'ground breaking'," kata Direktur Pendidikan YPTSNU Khadijah, Suwito, di sela Pameran Pendidikan Khadijah (Khadijah Expo) di Surabaya, Rabu.

Dalam pameran yang dibuka Mensos Khofifah Indar Parawansa (Ketua Umum YPTSNU Khadijah Surabaya) dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (6/1) itu, ia menjelaskan pihaknya selama ini mengelola KB, TK, SD, SMP dan SMA Khadijah.

"Lembaga pendidikan yang sudah ada itu terletak pada tiga kawasan yakni Wonokromo, Pandegiling, dan Candilempung, tapi kami ingin mengembangkan pendidikan ala pesantren yang dikenal dengan konsep boarding school alias sekolah berasrama," katanya.

Menurut dia, murid "boarding school" itu bisa berasal dari kota/kabupaten dari 34 provinsi se-Indonesia, bahkan dari mancanegara."Karena boarding school, maka guru dan murid wajib menginap di sekolahan. Semacam pondok pesantren-lah," katanya di sela pameran yang juga dihadiri Konsul Jepang di Surabaya itu.

Saat ini, pihaknya sudah menyiapkan lahan seluas 14 hektare di wilayah Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Surabaya, meski tiga hektare di antaranya diperlukan pemerintah untuk membangun jalan tol timur kota.

Rencananya, konsep perguruan akan dibuat menyisakan banyak lahan, sehingga rencana pembangunan gedung dari rencana tiga lantai direvisi menjadi di atas enam lantai.

"Dana yang semula diperlukan pada tahun 2006, Rp 700 miliar. Karena ada revisi konsep pembangunan, anggarannya diperkirakan hingga Rp 1 triliun," katanya.

Ia menegaskan bahwa Khadijah memang berkomitmen untuk terus mengembangkan pendidikan bertaraf internasional, sekaligus berkontribusi positif terhadap pendidikan anak-anak bangsa yang berkarakter Islami.

Tentang pembangunan pesantren putra di dekat SMA Khadijah di Jalan SMEA, Wonokromo, Surabaya, ia mengatakan pembangunannya sudah mencapai sekitar 90 persen.

"Anggaran pembangunan asrama dibantu Kementerian Perumahan Rakyat, tapi kami juga berkonsentrasi membesarkan SD Khadijah di Candi Lempung, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya," katanya.

Saat membuka pameran itu (6/1), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengucapkan terima kasih kepada Menteri Khofifah yang juga Ketua Umum Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial Nahdlatul Ulama (YTPSNU) Khadijah, Surabaya.

"Atas nama pemerintah, saya mengucapkan terima kasih, karena Khadijah telah membantu kami dengan pendidikan yang berkarakter, sehingga tugas kami menjadi ringan, apalagi anak-anak Surabaya saat ini menghadapi tantangan yang berat dengan kemajuan teknologi saat ini, seperti game, media sosial," katanya.

Dalam kesempatan itu, Risma mengajak peserta dan pengunjung pameran untuk membacakan Fatihah untuk korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ 8051 (28/12) yang empat di antaranya merupakan keluarga besar SD Khadijah, Wonokromo, Surabaya, yakni siswi kelas V SD bernama Naura Kanita RS bersama ibu, ayah, dan neneknya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement