Kamis 13 Jun 2013 14:54 WIB

Disdik Depok Tetapkan Tiga Zonasi PPDB

Suasana penerimaan siswa baru
Foto: republika/amin madani
Suasana penerimaan siswa baru

REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK--Dinas Pendidikan Kota Depok menerapkan tiga zonasi barat, tengah, dan timur dalam Penerimaan Peserta Didik Baru 2013-2014.

"Pembagian zonasi telah ditetapkan, hendaknya siswa dan orang tua mendaftar sesuai dengan domisili masing-masing," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok Herry Pansila di Depok, Kamis.

Ia mengatakan pembagian zonasi untuk menyebarnya siswa unggulan ke sekolah-sekolah dilingkungan masing-masing, sehingga tidak tertuju hanya di sekolah-sekolah tertentu.

"Sekarang tidak ada lagi sekolah unggulan atau RSBI, jadi jangan sampai siswa memilih sekolah unggulan tertentu saja," katanya.

Menurut dia pihaknya sudah menyebar guru-guru berkualitas baik kepada semua wilayah. Pembagian zonasi juga untuk memudahkan orangtua dalam pengawasan anak-anak mareka terhindari dari tawuran, mengatasi kemacetan, dan transportasi lebih murah.

Dikatakannya saat ini 7.000 lebih siswa usia SLTA yang belum terserap dengan alasan orangtua miskin. Disdik sediakan semua siswa orangtua miskin terserap dalam kuota dana bantuan operasional sekolah (BOS) untuk sekolah negeri dan swasta yang terima BOS.

"Bagi anak tak mampu masih punya peluang sekolah di negeri dengan adanya dana BOS," ujarnya.

Sementara itu Ketua Komisi D (Pendidikan) DPRD Kota Depok Muttaqin mengatakan kuota miskin tetap 20 persen. Ada poin tambahan bagi mereka yg berada dalam 1 RT dapat poin 10, satu RW 8 poin, satu kelurahan 6 poin.

Jadi kata dia mereka yang di jurnal berdasarkan poin tersebut, yang lebih dekat dengan sekolah mereka yang berhak. Jika melebihi kuota maka yang tidak dapat adalah mereka yang tinggalnya jauh dari sekolah.

Lebih lanjut politikus PKS tersebut menegaskan ketentuan siswa miskin ini harus disepakati bersama, dan melakukan verifikasi lewat Surat Keterangan Tidak mampu (SKTM) dengan ancaman jika berbohong dapat dipidanakan.

Ia mengatakan data siswa harus transparan dan bisa dilihat secara online lewat internet. Masyarakat bisa protes jika datanya tidak benar. "Sekolah akan membentuk tim verifikasi siswa miskin, yang diragukan akan disurvei langsung ke rumahnya," ujarnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement